c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

07 Desember 2023

11:11 WIB

Cadangan Devisa Naik Ditopang Penerbitan Sukuk Global Pemerintah

Penerbitan sukuk global sebesar US$2 miliar telah memperkuat cadangan devisa. Kenaikan cadangan devisa melebihi perkiraan analis.

Editor: Fin Harini

Cadangan Devisa Naik Ditopang Penerbitan Sukuk Global Pemerintah
Cadangan Devisa Naik Ditopang Penerbitan Sukuk Global Pemerintah
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA – Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 tercatat sebesar US$138,1 miliar, naik dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 sebesar US$133,1 miliar. Angka ini lebih baik dari perkiraaan analis.  

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Edwin Haryono menyebutkan kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Pemerintah menerbitkan global bond dalam bentuk green sukuk sebesar US$2 miliar, terdiri dari dua bagian. Yakni sebesar US$1 miliar bertenor 5 tahun dengan yield 5,4%, sedangkan US$1 miliar lainnya bertenor 10 tahun dengan yield 5,6%.

Edwin menyebutkan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca Juga: Bayar Utang, Cadangan Devisa Indonesia Turun Rp34,37 Triliun

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” sebut Edwin, Kamis (7/12).

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dukung Rupiah
Terpisah, Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan cadangan devisa Indonesia pada November 2023 dapat mendukung penguatan rupiah.

"Pelemahan rupiah akan terbatas dan berpotensi berbalik menguat apabila data cadangan devisa Indonesia yang akan dirilis siang ini lebih baik dari perkiraan," kata Lukman di Jakarta, Kamis (7/12), dikutip dari Antara.

Dia memproyeksikan cadangan devisa Indonesia akan naik ke US$135 miliar di November 2023, salah satunya didukung oleh kenaikan harga batu bara.

Lebih lanjut, Lukman memproyeksikan rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp15.450 hingga Rp15.550 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada perdagangan Kamis pagi dibuka melemah 28 poin atau 0,18% menjadi Rp15.522 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp15.494 per dolar AS.

Adapun APBN 2023 menggunakan asumsi nilai tukar Rupiah Rp 14.800 per dolar AS.

Di sisi lain, investor mengantisipasi data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), Non-Farm Payroll (NFP), besok yang diperkirakan akan lebih kuat dengan menambah 180 ribu pekerjaan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pelemahan Rupiah Tak Seburuk Negara Lain

Sementara itu, BI telah menerbitkan instrumen sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI) dan sukuk valuta asing Bank Indonesia (SUVBI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung pengembangan pasar uang.

Erwin Haryono, sebelumnya, mengatakan penerbitan SVBI dan SUVBI dilakukan untuk mengelola likuiditas valuta asing guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Kedua instrumen tersebut sejalan dengan mekanisme pasar (promarket) untuk mendukung pendalaman pasar uang dalam valuta asing guna mendukung efektivitas kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sinergi pembiayaan ekonomi.

Selain itu, SVBI dan SUVBI memperluas akses penduduk dan bukan penduduk terhadap instrumen yang diterbitkan BI yang dapat mendukung upaya menarik arus investasi portofolio masuk (portfolio inflows) yang pada akhirnya memperkuat pencapaian stabilitas nilai tukar rupiah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar