c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

08 April 2025

08:08 WIB

Bursa Saham Diterpa Isu Negatif, Analis Imbau Investor Jangan 'Over Panic'

Investor dihimbau tak panik berlebihan dengan kondisi yang terjadi saat ini di bursa saham. Naik turunnya pasar karena persepsi para pelaku pasar dalam menilai sentimen yang ada di depan matanya.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bursa Saham Diterpa Isu Negatif, Analis Imbau Investor Jangan <em>&#39;Over Panic</em>&#39;</p>
<p id="isPasted">Bursa Saham Diterpa Isu Negatif, Analis Imbau Investor Jangan <em>&#39;Over Panic</em>&#39;</p>

Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). AntaraFoto/Sulthony Hasanuddin

JAKARTA - Belakangan, beredar kekhawatiran di pasar akan efek dari tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Imbasnya, banyak orang yang memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) akan anjlok pada pembukaan perdagangan Selasa (8/4) besok.

Bahkan, IHSG diperkirakan akan mengalami auto reject bawah (ARB) atau pembekuan sementara perdagangan (trading halt) kembali.

"Saya perhatikan di banyak WAG banyak yang khawatir efek dari Trump's Tariff akan membuat market longsor. Bahkan, ada yang menyampaikan bahwa IHSG siap-siap ARB dan halt trading," kata Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada kepada Validnews, Senin (7/4).

Baca Juga: Pembukaan Perdagangan Bursa Besok: Strategi Akumulasi di Tengah Perang Dagang

Reza menduga banyak yang berharap terjadinya ARB dan trading halt di tengah kondisi yang kusut, alih-alih memberikan harapan dan optimisme ke para pelaku pasar. 

Dia bahkan menduga ada "oknum" pelaku pasar yang benar-benar berharap terjadinya ARB, sehingga bisa "serok" harga lebih rendah lagi dengan memanfaatkan sentimen yang ada. 

Hal ini sangat disayangkan dirinya. Terlebih, bagi investor yang hanya menjadi pengikut (followers) karena pasti akan panik dan siap-siap menjual sahamnya, sehingga merusak portofolio.

Meskipun, portofolionya memang sudah minus sejak diterpa berbagai sentimen sedari awal tahun. "Sungguh sangat disayangkan," ungkap dia.

Oleh karena itu, Reza mengimbau investor agar jangan panik berlebihan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Menurutnya, naik turunnya pasar karena persepsi para pelaku pasar dalam menilai sentimen yang ada di depan matanya. 

"Para pelaku pasar lah yang membuat IHSG dan saham-saham di dalamnya naik dan turun, bukan karena sentimen semata," tegasnya.

Baca Juga: Waspada Trading Halt di Pembukaan Perdagangan IHSG Besok

Untuk itu, Reza mengajak para pelaku pasar untuk bersama-sama mengangkat IHSG demi kebaikan portofolio bersama. 

Di sisi lain, dia menegaskan bahwa tidak memaksa investor yang lainnya dan memaklumi jika masih ada investor yang ingin wait and see terlebih dahulu.

"Bagi yang belum mau ikut, enggak apa-apa wait and see dulu dan bisa sementara masuk ke instrumen fixed income maupun reksa dana pasar uang, namun tetap optimis kita semua bisa melalui badai ini dengan baik. Bukan malah membuat pelaku pasar lainnya tambah panik," terang dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar