08 Agustus 2025
18:57 WIB
BRIN Gandeng Singapura Kembangkan Teknologi Nuklir
BRIN dan NEA Singapura mengulik peluang kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi nuklir. Pembahasan baru terbatas pada pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi, radio isotop, hingga radiofarmaka.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
CEO NEA Singapura Wong Kang Jet dan Kepala ORTN BRIN Syaiful Bakhri dalam pertemuan di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Tangerang Selatan, Kamis (7/8). Dok BRIN
JAKARTA - Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menerima kunjungan National Environment Agency (NEA) Singapura untuk mengulik peluang kolaborasi dalam pemanfaatan teknologi nuklir.
Kepala ORTN BRIN Syaiful Bakhri menilai, lawatan NEA Singapura bakal memperkuat tiga program utama pemanfaatan teknologi nuklir, yakni energi, ketahanan pangan, radioisotop, dan radiofarmaka.
Namun, pembahasan antara ORTN BRIN dan NEA Singapura terbatas pada potensi pemanfaatan nuklir untuk sumber energi, terapi penyakit melalui radioisotop, riset biomedis, dan penggunaan radiofarmaka untuk diagnosis kesehatan.
"BRIN terbuka terhadap peluang kolaborasi, khususnya dalam bidang riset nuklir," ucap Syaiful lewat siaran pers, Jakarta, Jumat (8/8).
Baca Juga: PLN NP-ThorCon Kaji Pembangkit Listrik Nuklir di Bangka Belitung
Dia menambahkan, kolaborasi sektor nuklir tak hanya bersifat teknis, tetapi harus mempertimbangkan juga aspek geopolitik dan harmonisasi persepsi antarnegara di kawasan.
Sehingga, kunjungan NEA Singapura dianggap sebagai momen yang penting di tengah rencana Indonesia untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai salah satu instrumen transisi energi.
"Kunjungan ini sangat penting bagi Indonesia yang tengah menjalani transisi energi. Kita juga dapat memahami perspektif negara tetangga terkait pemanfaatan teknologi nuklir," sambung dia.
Sementara itu, CEO NEA Singapura Wong Kang Jet menilai, kedua negara punya kepentingan yang sama dalam hal pemanfaatan teknologi nuklir, baik untuk ketahanan pangan maupun pengelolaan lingkungan.
Sebagai salah satu negara dengan lingkup geografis yang terbatas, Singapura menurutnya ingin mengetahui lebih lanjut tentang teknologi iradiasi guna memperpanjang usia komoditas pangan.
"Singapura sebagai negara dengan keterbatasan geografis ingin mengetahui lebih lanjut tentang teknologi iradiasi, yang dapat memperpanjang umur simpan produk pangan dan menjamin keamanannya," kata Jet.
Baca Juga: DEN: SDM RI Siap Kembangkan Energi Nuklir!
Kemudian, NEA Singapura juga tengah mengulik potensi pemanfaatan tekologi iradiasi untuk mengolah limbah plastik sebagai solusi ramah lingkungan yang dapat menekan penggunaan bahan kimia.
Karena itu, Jet menilai eratnya hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura bisa menjadi fondasi yang kokoh dalam pengembangan riset dan teknologi nuklir untuk masa depan berkelanjutan di Asia Tenggara.
"Tentu banyak peluang kerja sama yang bisa dikembangkan, tidak hanya berdampak teknis, tetapi juga mempererat hubungan diplomatik antara kedua negara," pungkasnya.