c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

30 April 2025

19:22 WIB

DEN: SDM RI Siap Kembangkan Energi Nuklir!

DEN meyakini SDM RI sudah siap untuk mempercepat pengembangan nuklir di dalam negeri. Namun, penyiapan SDM untuk mengoperasikan PLTN tak bisa dilakukan secara instan.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>DEN: SDM RI Siap Kembangkan Energi Nuklir!</p>
<p>DEN: SDM RI Siap Kembangkan Energi Nuklir!</p>

Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024). Antara Foto/Galih Pradipta/foc/aa

JAKARTA - Plt Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Dadan Kusdiana meyakini aspek Sumber Daya Manusia (SDM) RI sudah siap untuk mempercepat pengembangan nuklir di dalam negeri.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Dadan menerangkan, saat ini sudah ada sebanyak 965 tenaga kerja di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bertugas di sektor nuklir, serta 254 orang di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang berpengalaman mengelola tiga unit reaktor.

Artinya, meski belum menghasilkan listrik, Indonesia saat ini sudah memiliki tiga titik reaktor nuklir yang tersebar di Yogyakarta, Bandung, serta Serpong. Sehingga, dia yakin rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) nasional sudah ditopang dengan kecakapan SDM.

"Jadi kalau di Serpong itu kira-kira kapasitasnya 30 Megawatt (MW), kemudian yang di Bandung itu 2 MW, itu memang perlu perhatian lebih, baik dari DPR maupun pemerintah untuk menjalankan reaktor-reaktor (nuklir) ini," jelas Dadan di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (30/4).

Baca Juga: RPP KEN Terbaru: Nuklir Tak Lagi Jadi Opsi Terakhir Energi RI

Sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri pun, Dadan sebut, sudah memiliki program khusus untuk mempelajari teknologi nuklir, seperti di Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Politeknik Tekologi Nuklir Indonesia.

"Kemudian juga beberapa strata yang cocok nanti akan men-support, dari elektro, sipil, mesin, dan kimia. Saya kira ini sudah banyak di perguruan tinggi nasional (mempelajari teknologi nuklir)," imbuhnya.

Tak sampai situ, beberapa tenaga kerja saat ini tengah diberangkatkan untuk menempuh studi S2 dan S3 seputar nuklir di Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Rusia, China, hingga Korea Selatan.

"Ada juga peluang kerja sama pelatihan dan kami banyak didatangi pihak yang menunjukkan interest, support, termasuk untuk mempercepat penyediaan tenaga kerja (nuklir) yang terlatih," kata Dadan.

Pada kesempatan sama, Plt Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo mengakui, saat ini Indonesia memang sudah mempunyai tenaga kerja nuklir kompeten. Namun, harus ada upaya peningkatan kompetensi SDM untuk mengawasi PLTN.

Di samping peningkatan kompetensi, Sugeng menilai, diperlukan juga peningkatan infrastruktur pendukung dalam rangka memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi listrik.

"Jadi sekarang ini, pengawasnya hanya untuk rumah sakit, industri, dan riset reaktor. Begitu naik ke grid (jaringan listrik), tentu kompetensinya juga harus naik," ucap dia.

Baru Ada Lima Orang Indonesia Yang Layak Awasi PLTN
Sugeng juga mengungkapkan saat ini Bapeten memiliki 157 inspektur yang bertugas untuk mengawasi di rumah sakit, Instalasi dan Bahan Nuklir (IBN), maupun di bagian riset dan reaktor.

Baca Juga: Sidang Perdana DEN 2025: Bahas Percepatan PLTN Sampai Cadangan Energi

Sementara untuk SDM yang menurutnya 100% siap mengawasi pemanfaatan nuklir untuk pembangkit listrik hanya lima orang. Padahal untuk 1 unit PLTN, setidaknya dibutuhkan 56 inspektur untuk melakukan pengawasan.

"Inspektur kami ini seperti polisi, kami tidak punya keahlian yang di luar kompetensi kami. Sebagai contoh untuk evaluasi tapak, kami butuh ahli geologi. Nanti akan menggandeng K/L lain yang mempunyai kompetensi ini, uji konstruksi, uji tes, macam-macam," jabar Sugeng.

Lebih lanjut, dirinya menggarisbawahi, penyiapan SDM untuk PLTN tak bisa dilakukan secara cepat. Artinya, perlu waktu sehingga nantinya SDM benar-benar siap untuk mengoperasikan PLTN.

"Tentunya penyiapan SDM ini tidak bisa ujug-ujug, jadi perlu waktu, perlu persiapan juga. Ketika saatnya dibutuhkan, para operator sudah siap dan sebagainya itu juga maintenance, apa semua sudah disiapkan," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar