c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Februari 2025

19:23 WIB

BPS Perkirakan Produksi Beras Januari-Maret 2025 Capai 8,67 juta ton

Dari perhitungan BPS, diperkirakan akan ada kenaikan produksi beras periode Januari-Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">BPS Perkirakan Produksi Beras Januari-Maret 2025 Capai 8,67 juta ton</p>
<p id="isPasted">BPS Perkirakan Produksi Beras Januari-Maret 2025 Capai 8,67 juta ton</p>

Sejumlah anggota Bintara Pembinaan Desa (Babinsa) membantu petani memanen padi di persawahan desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Kamis (28/12). AntaraFoto/Anis Efizudin

JAKARTA - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan produksi beras periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 8,67 juta ton. Ini berarti, ada kenaikan sekitar 52,32% dibandingkan tahun lalu yang hanya sebanyak 5,69 juta ton.

"Potensi produksi beras sepanjang Januari-Maret tahun ini diperkirakan akan mencapai 8,67 juta ton atau mengalami peningkatan sekitar 2,98 juta ton," ujar Amalia dalam konferensi pers rilis BPS, Senin (3/2).

Kenaikan produksi beras tersebut tentu saja didorong kenaikan potensi produksi gabah kering giling (GKG) periode Januari-Maret 2025. Menurut Amalia, potensi produksi GKG pada periode tersebut akan mencapai 15,06 juta on atau mengalami kenaikan 5,18 juta ton dari periode tahun lalu sebesar 9,88 juta ton. Kenaikan proyeksi produksi GKG tersebut setara dengan 52,40%.

Adapun luas potensi panen pun turut memengaruhi kenaikan potensi produksi beras Januari-Maret 2025. Potensi luas panen pada periode tersebut diperkirakan akan naik 0,97 juta hektare (ha) atau meningkat 52,08%, dari 1,86 juta ha di Januari-Maret 2024 menjadi 2,83 juta ha di tahun ini.

"Sepanjang Januari-Maret 2025 potensi panen sebagian besar terjadi di provinsi-provinsi Pulau Jawa dan sebagian di provinsi Pulau Sumatra seperti Provinsi Sumatra Selatan, Provinsi Lampung, dan Sumatra Utara," tutur Amalia.

Baca Juga: Bos Bulog Ungkap Asal Usul Beras Premium Langka di Ritel

Sementara, level kabupaten/kota yang berpotensi peningkatan panen diperkirakan akan terjadi di Banyuasin (Provinsi Sumatra Selatan) dan Grobogan (Provinsi Jawa Tengah).

Secara rinci, potensi lokasi panen tertinggi pada Januari 2025 tercatat di Provinsi Jawa Timur seluas 66,07 ribu ha dengan perkirakaan produksi GKG 382,6 ribu ton, disusul Provinsi Jawa Barat di lahan seluas 63,83 ribu ha dan produksi GKG mencapai 371,54 ribu ton, dan tertinggi ketiga adalah Provinsi Sumatra Selatan dengan luas lahan mencapai 58,23 ribu ha dan perkiraan produki GKG sebanyak 326,91 ribu ton.

Kemudian untuk perkiraan luas panen di Februari 2025 terluas di Provinsi Jawa Tengah dengan luas panen bertambah menjadi 131,08 ribu ha dan produksi GKG sebanyak 750,78 ribu ton. Tertinggi kedua adalah Provinsi Jawa Timur seluas 98,79 ribu ha dengan potensi produksi GKG sebanyak 565,24 ribu ton, dan ketiga terluas ada di Provinsi Jawa Barat seluas 73,39 ribu ha dengan produksi mencapai 420,5 ribu ton GKG.

Adapun perkirakaan luas panen pada Maret 2025 terbanyak masih di Provinsi Jawa Tengah mencapai 356,21 ribu ha dengan kapasitas produksi mencapai 2.054 ribu ton GKG. Kedua terluas adalah Provinsi Jawa Timur seluas 325 ribu ha dengan perkiraan produksi GKG mencapai 1.876 ribu ton. Dan, ketiga adalah Provinsi Jawa Barat seluas 228,18 ribu ha dengan perkiraan produksi 1.310 ribu ton GKG.

Imbas El Nino
Lebih lanjut, dalam kesempatan berbeda, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Epi Sulandari melaporkan, pihaknya hingga akhir Januari baru berhasil menyerap gabah sebanyak 14.500 ton. Jumlah tersebut menurutnya masih sangat jauh dari target untuk penyerapan setara beras 3 juta ton.

"Namun kalau dibandingkan dengan Januari di tahun-tahun sebelumnya, ini sudah 2 sampai 3 kali lipat. Karena biasanya hanya 5 sampai 6 ribu saja di bulan Januari," ucap Epi dalam Seminar Nasional Outlook Sektor Pertanian INDEF, Senin (3/2).

Data BPS menunjukkan luas panen pada subround I (Januari-April ) 2024 sebesar 0,64 juta ha atau 15,21% dibandingkan 2023, yakni dari 4,21 juta ha menjadi 3,57 ha. Penurunan luas panen ini merupakan dampak fenomena El Nino sejak Semester II/2023, yang kemudian menyebabkan mundurnya musim tanam.

Baca Juga: BPS: Merosotnya Produksi Beras, Imbas Penurunan Luas Lahan Panen

Penurunan luas panen juga sudah terjadi pada Semester II/2023 seiring menguatnya El Nino. Masih dari catatan BPS, sepanjang 2023, total luas panen tercatat sebesar 10,21 juta ha. Luasan tersebut turun 0,24 juta ha atau 2,29% dibanding 2022 yang sebesar 10,45 juta ha.

Berakhirnya El Nino membuat luas panen meningkat. Pada subround II (Mei-Agustus) 2024 dan subround III (September-Desember) 2024, luas panen masing-masing mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun lalu. Yaitu, naik 0,10 juta ha (2,63%) pada subround II, dari 3,61 juta ha menjadi 3,71 juta ha, dan potensi kenaikan di subround III seluas 0,38 juta ha (15,82%) dari 2,39 juta ha menjadi 2,77 juta ha.

Adapun pada 2022, pada Januari-Maret, produksi padi mencapai 9,25 juta ton dari luas panen 2,99 juta ha.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar