25 Januari 2024
19:40 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan pemerintah berencana memasifkan showcase food and beverages (F&B) Indonesia, salah satunya lewat program Indonesia Spice Up The World.
Dia mengakui program Indonesia Spice Up The World tersebut punya banyak tantangan. Menurutnya, pemerintah tak boleh salah langkah dalam melancarkan program yang bertujuan mempopulerkan produk Indonesia tersebut.
Leonard mengambil Thailand sebagai contoh. Lewat Kitchen for The World, Negeri Gajah Putih baru mendapatkan kesuksesan setelah program tersebut berjalan 40 tahun lamanya.
"Thailand itu programnya sudah 40 tahun. Jadi kalau kita baru mulai sekarang mungkin hasilnya 20 tahun lagi," tutur dia dalam konferensi pers di Kantor KemenkopUKM, Kamis (25/1).
Baca Juga: Perlu Strategi Mengenalkan Kuliner Indonesia Ke Kancah Global
Menurutnya, Indonesia bisa-bisa saja melaksanakan program Indonesia Spice Up The World dengan membuka restoran khas Nusantara di luar negeri, seperti yang dilakukan Thailand berpuluh-puluh tahun.
Tapi, cara itu sangat menantang dalam aspek operasional bisnis. Dia menggambarkan Thailand menjalankan taktik itu dengan memberi dukungan modal, akses untuk barang raw material, hingga sumber daya manusia (SDM).
"Jadi kalau kita makan bebek di restoran Thailand di Eropa itu supplier hanya satu. Ini yang harus kita perhatikan bahwa kerja sama pemerintah dan swasta dan orang yang ada di luar negeri itu penting untuk mewujudkan Indonesia Spice Up The World," imbuh Leonard.
Sekadar informasi, Indonesia Spice Up The World merupakan program pemerintah yang melibatkan lintas kementerian/lembaga sebagai salah satu upaya meningkatkan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia.
Pada awal didirikan, Indonesia Spice Up The World menyasar beberapa negara, utamanya Afrika, Australia, dan negara potensial lainnya.
Baca Juga: Ribuan Resto Indonesia Akan Ada Di Mancanegara
Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan menguatkan restoran khas Indonesia di luar negeri, atau sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran. Dengan begitu, Indonesia Spice Up The World diharapkan dapat meningkatkan ekspor pangan olahan, terutama bumbu rempah.
Leonard memperkirakan perjalanan program Indonesia Spice Up The World masih panjang dikarenakan eksistensi produk rerempahan dalam negeri yang masih minim di negeri orang.
Misalnya untuk sambal, produk Indonesia untuk pasar online saja tidak bisa menguasai. Padahal, dari ujung Sabang hingga Merauke punya beragam jenis sambal yang khas.
"Kita punya dari ujung ke ujung, tapi tidak ada satu brand pun yang masuk di Amazon, not even in top 15, yang ada dari China, Thailand, Singapura, dan Amerika Serikat," kata dia.