08 Maret 2024
18:52 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail menegaskan pihaknya berkomitmen untuk tetap menjalankan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sekalipun Air Products and Chemicals Inc sudah menyatakan mundur sebagai mitra PTBA.
Arsal menegaskan mundurnya Air Products tak menjadi alasan perusahaan untuk tidak menjalankan proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo itu.
"Untuk DME, kami sedang melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan asal China," ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/3).
Baca Juga: Air Products Mundur, PTBA Tak Hentikan Proyek Hilirisasi Batu Bara
Bahkan, proyek gasifikasi batu bara rencananya tak akan terfokus pada DME, melainkan juga turunan lainnya seperti metanol hingga etanol.
"Di samping kami melakukan penjajakan untuk hilirisasi, kami tidak fokus pada DME, kami fokus ada turunan lainnya seperti metanol, etanol, sedang kami kaji," kata Arsal.
Sejumlah perusahaan asal Negeri Panda ia sebut punya ketertarikan yang tinggi terhadap proyek gasifikasi batu bara. Salah satu yang paling sering berkoordinasi dengan PTBA ialah East China Enggineering Science & Technologi Co., Ltd. (ECEC).
"East China Engginering Science & Technology itu yang paling serius yang kami jajaki untuk masalah DME, di samping kami akan bicarakan mengenai keekonomiannya," sebut Arsal.
Asal tahu saja, Air Products and Chemicals Inc merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang membentuk konsorsium bersama PT Bukit Asam Tbk dan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di sektor pengolahan batu bara dan turunannya di Sumatra Selatan.
Ketiga perusahaan itu sejatinya telah menandatangani pokok-pokok perjanjian pembentukan perusahaan patungan hilirisasi mulut tambang batu bara PTBA Peranap Riau, sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman antarperusahaan pada 7 November 2018 di Allentown, AS. Namun, Air Products memutuskan untuk mundur di tengah perjalanan.
Baca Juga: Gasifikasi Batu Bara Mandek, Kontraktor Buka Opsi Di Luar DME
Secara paralel, Arsal menegaskan pihaknya juga menjalin kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sejumlah perguruan tinggi guna mendorong peningkatan nilai tambah batu bara.
Selain itu, dia mengatakan, Bukit Asam telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang dikerjasamakan dengan mitra-mitra potensial.
"PTBA juga mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin," pungkas Arsal.