20 Agustus 2025
08:17 WIB
Bos OJK Cerita Soal Pengalaman Kena Modus Penipuan AI
Pejabat OJK bercerita pernah jadi korban modus penipuan menggunakan AI voice cloning. OJK mengimbau masyarakat lebih bijak bermesdos dan tidak menyebarkan informasi pribadi karena ancaman profiling.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengimbau masyarakat lebih bijak bermedsos dan membagikan info pribadi, Jakarta, Selasa (19/8). ValidnewsID/Fitriana Monica S
JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi bercerita dirinya pernah menjadi korban modus penipuan menggunakan kecerdasan buatan (artifical intelegence/AI).
Adapun, 'penipuan cerdas' yang menimpanya dilakukan lewat tiruan suara atau voice cloning. Pada suatu malam, perempuan yang akrab disapa Kiki ini mendapatkan sebuah telepon yang mengaku dari salah satu temannya.
"Saya pernah dapat ya (scam), telepon dari temen itu pakai AI. Jadi tiba-tiba jam 9 malam telepon," kata Kiki kepada media di Jakarta, Selasa (19/8).
Baca Juga: OJK Belum Terima Aduan Penyalahgunaan AI Buat Akses Layanan Keuangan
Saat melakukan percakapan, Kiki sempat curiga dengan orang yang mengaku sebagai temannya ini. Lantaran, suaranya kaku seperti dibuat memakai aplikasi. Kecurigaan juga bertambah karena dia kurang dekat dengan teman yang meneleponnya ini.
"Wajar (curiga) suara dia pakai AI. Tapi kemudian aku yakin itu bukan dia karena aku enggak akrab-akrab banget," ungkapnya.
Usai menelepon, dia memutuskan untuk menelepon temannya kembali dengan nomor dikenal. Setelahnya, dia terkejut karena ternyata temannya sudah mendapat keluhan terkait telepon penipuan mengatasnamakan dirinya sebanyak dua kali dalam sehari.
"Pas aku telepon orangnya pakai nomor yang saya kenal, dia bilang sehari itu udah dua orang yang ditelponin. Jadi hati-hati," imbau dia.
Oleh karena itu, Kiki kembali mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati dengan modus penipuan yang terus berkembang dan 'makin kreatif'.
Baca Juga: BI Peringatkan Risiko Penggunaan AI Di Industri Keuangan
Kiki pun turut mengimbau agar masyarakat bisa lebih bijak bermedsos dan tidak menyebarkan informasi pribadi yang dapat dikonsumsi publik. Pasalnya, para penipu akan mencari informasi calon korban melalui medsos.
"Jadi kalau kamu punya Instagram, itu juga hati-hati. Karena aku contoh, aku punya Instagram. Mereka sudah tahu nama panggilan itu siapa. Tapi untung saya enggak banyak atau jarang banget posting keluarga, hati-hati mereka (scammer) bisa profiling," pungkasnya.