24 April 2025
19:33 WIB
Bos LPS: Likuiditas Bank Membaik, Persaingan DPK Terkendali
LPS menilai kondisi persaingan perbankan dalam menghimpun DPK sepanjang Januari-Maret 2025 sudah jauh lebih stabil dibandingkan Desember 2024. Kondisi likuiditas perbankan makin membaik.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebut kondisi persaingan perbankan dalam menghimpun DPK sepanjang Januari-Maret 2025 sudah jauh lebih stabil dibandingkan Desember 2024, Jakarta, Kamis (24/4). Tangkapan layar
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut kondisi persaingan perbankan dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sepanjang Januari-Maret 2025, sudah jauh lebih stabil dibandingkan Desember 2024. Hal itu tecermin dari penurunan suku bunga deposito di pasar yang terus menurun secara bertahap.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, sepanjang tahun berjalan, suku bunga deposito rupiah untuk tenor 1 dan 3 bulan tercatat mengalami penurunan masing-masing 5 dan 9 basis poin (bps).
“Di bulan Desember tahun lalu, saya sempat khawatir karena ada gejala kenaikan tingkat bunga deposito di perbankan, yang sampai kalau kita lihat itungan LPS-nya itu di atas Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) LPS. Tapi berangsur-angsur di Januari, Februari, Maret (2025) sudah turun ke level yang lebih rendah,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 di Jakarta, Kamis (24/4).
Baca Juga: Gara-Gara Trump, Pertumbuhan Kredit Perbankan Diramal Tak Sesuai Target BI
Purbaya menjelaskan, penurunan tersebut mencerminkan kondisi likuiditas perbankan yang makin membaik. Sehingga, persaingan bank dalam mendapatkan DPK juga mulai mereda.
"Kalau tadinya kita hitung rumus LPS di bulan Desember itu di atas 4,25% dan rata-rata di atas tingkat bunga penjaminan LPS. Januari, Februari dan terakhir (Maret 2025) sudah turun signifikan di bawah tingkat bunga penjaminan LPS, itu di sekitar 13 basis poin (bps) di bawah 4,25% tingkat bunga penjaminan LPS," ujarnya.
Dengan demikian, Purbaya mengakui bahwa persaingan perbankan dalam menghimpun dana masyarakat masih tetap ada. Namun, menurutnya, kondisi saat ini sudah lebih baik atau tidak seketat dibandingkan periode sebelumnya yang sempat menimbulkan kekhawatiran.
"Kondisi likuiditas di perbankan sudah lebih baik dibanding sebelumnya dan persaingan di perbankan juga. Persaingan selalu ada, tapi tidak seketat sebelumnya ke level yang agak mengkhawatirkan. Jadi sekarang sudah amat baik kondisi perbankannya," terang dia.
Data Perbankan
Jika ditilik ke belakang, berdasarkan data OJK, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada Desember 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,48% (yoy) menjadi Rp8.837,2 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 3,34%, 6,78%, dan 3,50% (yoy).
Adapun, likuiditas industri perbankan pada Desember 2024 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,87% dan 25,59%, atau masih di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Kemudian pada Januari 2025, DPK tercatat tumbuh juga sebesar 5,51% (yoy) menjadi total sebesar Rp8.879,2 triliun, dengan Giro menjadi kontributor pertumbuhan yang terbesar.
Likuiditas industri perbankan pada Januari 2025 juga tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 114,86% dan 26,03%.
Pada Februari 2025, DPK tumbuh sebesar 5,75% (yoy) menjadi Rp8.926 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 6,09%, 7,21%, dan 4,25% (yoy).
Baca Juga: OJK: Modal Kuat-Likuiditas Terjaga, Kinerja Bank Kuartal I/2025 Solid
Likuiditas industri perbankan pada Februari 2025 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 116,76% dan 26,35%, masih di atas threshold masing-masing 50% dan 10%.
Selanjutnya, DPK perbankan pada Maret 2025 tercatat tumbuh sebesar 4,75% (yoy) menjadi Rp9.010 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 4,01%, 7,74%, dan 2,89% (yoy).
Adapun, likuiditas perbankan pada Maret 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 116,05% dan 26,22%, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Sementara itu, menurut data Bank Indonesia, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Desember 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,87% dan 9,20%.
Kemudian, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Januari 2025 tercatat masing-masing sebesar 4,81% dan 9,20%. Lalu, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Februari 2025 tercatat masing-masing sebesar 4,79% dan 9,21%.
Teranyar, pada Maret 2025, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit tercatat masing-masing sebesar 4,77% dan 9,20%, relatif stabil dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya.