21 Juni 2024
19:53 WIB
BI: Uang Beredar Mei 2024 Tumbuh 7,6% Jadi Rp8.965,9 T
BI melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2024 sebanyak Rp8.965,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,6% (yoy).
Penulis: Khairul Kahfi
Karyawan meletakkan uang pecahan Rp50.000 di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/9/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2024 sebanyak Rp8.965,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,6% (yoy).
Adapun pertumbuhan posisi M2 di bulan ini cenderung lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 6,9% (yoy). Sekilas, jumlah uang beredar M2 tersebut, juga terhitung mengalami kenaikan sebesar Rp39,4 triliun dibanding bulan sebelumnya.
“Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3% (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,8% (yoy),” jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (21/5).
Jika didalami, mengacu laporan Uang Beredar (M2) BI Mei 2024, komponen M1 sebesar Rp4.915,7 triliun atau setara 54,8% dari M2, tumbuh sebesar 6,3% (yoy) pada Mei 2024. Capaian ini naik lebih tinggi setelah tumbuh 5,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: BI: Temuan Uang Palsu 2024 Turun Jadi 2 Lembar Per Satu Juta Lembar Uang
BI mengidentifikasi, perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta giro rupiah. Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Mei 2024 sebesar Rp934,0 triliun, atau tumbuh 8,7% (yoy), setelah tumbuh 5,3% (yoy) pada April 2024.
Kemudian, Giro rupiah tercatat sebesar Rp1.691,1 triliun, atau tumbuh sebesar 8,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Lalu, Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,6% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.290,6 triliun pada Mei 2024, atau tumbuh 4,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 4,8% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Pada Mei 2024, uang kuasi dengan pangsa 44,8% dari M2, tercatat sebesar Rp4.013,5 triliun atau tumbuh 8,8% (yoy), setelah tumbuh 8,5% (yoy) pada April 2024. Pertumbuhan uang kuasi dikontribusikan oleh simpanan berjangka (6,2%, yoy) dan giro valas (25,5%, yoy).
“Sementara itu, tabungan lainnya terkontraksi sebesar 3,6% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 6,5% (yoy) pada bulan sebelumnya,” urai laporan.
Baca Juga: Polda Metro Ungkap Uang Palsu
Lebih lanjut, Erwin menyebutkan bahwa perkembangan M2 pada Mei 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada Mei 2024 tumbuh sebesar 11,4% (yoy), setelah tumbuh sebesar 12,3% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 0,6% (yoy), lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,1% (yoy). “Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 22,7% (yoy), setelah tumbuh sebesar 25,8% (yoy) pada April 2024,” ungkapnya.
Perkembangan DPK Mei 2024
Laporan Uang Beredar (M2) Mei 2024 juga mendata, penghimpunan DPK pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp8.427,8 triliun, atau tumbuh 8,5% (yoy). Pertumbuhan DPK ini relatif lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 8,1% (yoy).
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi yang naik 20,2% (yoy) menjadi Rp4.060,9 triliun. Terhitung lebih tinggi dibanding pertumbuhan sebelumnya yang sebesar 15,3% (yoy).
Adapun, DPK Perorangan tumbuh ke kisaran 1,9% (yoy) ke level Rp4.060,9 triliun. Pertumbuhan DPK perorangan ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sudah melambat mencapai 2,2% (yoy).
Sementara DPK kategori lainnya, lanjut tumbuh positif sebesar 9,3% (yoy) menjadi sebesar Rp443,3 triliun. Capaian pertumbuhan ini jauh lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 6,1% (yoy).
Pada Mei 2024, DPK giro tumbuh signifikan hingga 14,7% (yoy) menjadi Rp2.569,8 triliun, setelah bulan sebelumnya tumbuh 11,2% (yoy). Kemudian, DPK Tabungan tumbuh sebesar 4,9% (yoy) menjadi Rp2.721,5 triliun, setelah tumbuh 4,7% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 6,9% (yoy) menjadi sebesar Rp3.136,5 triliun, setelah pada April 2024 tumbuh 8,7% (yoy).