09 Desember 2024
13:14 WIB
BI: Rasio Simpanan Gaji Konsumen Naik, Belanja Dan Cicilan Stabil Per November
BI melaporkan, rasio konsumsi masyarakat dari gaji pada November 2024 turun tipis jadi 74,4%. Sementara rasio cicilan dan tabungan dari gaji konsumen, masing-masing stabil 10,5% dan naik jadi 15,1%.
Editor: Khairul Kahfi
Pembeli membeli ikan di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (10/9/2024). Antara Foto/Prasetia Fauzan
JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan bahwa kondisi keuangan konsumen bergerak sedikit menurun pada November 2024. Hal ini terlihat dari besaran kenaikan rasio konsumsi masyarakat terhadap gaji pada bulan ini yang bergerak turun tipis 10 basis poin (bps) atau 1 persen poin dibandingkan kondisi di Oktober 2024.
“Pada November 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 74,5% menjadi 74,4%,” sebut BI dalam Survei Konsumen November 2024, Jakarta, Senin (9/12).
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang dari gaji bulanan (debt to income ratio) pada saat yang sama cenderung sama atau stabil dibanding Oktober 2024. Dengan begitu, proporsi pembayaran cicilan/utang bergerak stagnan di level menjadi 10,5%.
Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan dari gaji bulanan (saving to income ratio) tercatat naik tipis 10 bps atau 1 persen poin pada Oktober 2024. Hasilnya, proporsi pendapatan yang disimpan bergerak naik dari 15% menjadi 15,1%.
Baca Juga: BI: Simpanan Gaji Turun, Belanja Konsumen Naik Per Oktober
Berdasarkan kelompok pengeluaran, porsi konsumsi November 2024 terhadap pendapatan terpantau bergerak bervariasi pada semua kelompok pengeluaran. Hanya responden dengan tingkat pengeluaran di kisaran Rp2,1-3 juta/bulan dan Rp3,1-4 juta/bulan yang relatif mengalami penurunan porsi konsumsinya dari pendapatan bulan sebelumnya.
Sementara itu, porsi cicilan terhadap pendapatan terindikasi meningkat dalam pada hampir seluruh tingkat pengeluaran. Kendati penurunan pembayaran cicilan tetap terjadi, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran di kisaran Rp4,1-5 juta/bulan.
Adapun, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi bergerak menurun pada sejumlah level pendapatan bulanan. Adapun pendapatan bulanan sebesar Rp3,1-3 juta dan Rp4,1-5 juta yang mengalami kenaikan simpanan tabungan.
Baca Juga: Sesuaikan Kondisi Ekonomi Sekarang, Kadin Minta Pemerintah Tunda PPN 12%
Rinciannya, dibanding Oktober 2024, konsumen tingkat pendapatan Rp1-2 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 76,3% (naik 10 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 7,9% atau stabil; dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,7% (turun 20 bps).
Kemudian, konsumen berpendapatan Rp2,1-3 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 74,1% (turun 80 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 10,7% (naik 130 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,2% (turun 50 bps).
Lalu, konsumen pendapatan Rp3,1-4 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 73,1% (turun 80 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 11,5% (naik 60 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan berkisar 15,4% (naik 20 bps).
Selanjutnya, konsumen pendapatan Rp4,1-5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 73,1% (naik 80 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 12,3% (turun 110 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 14,5% (naik 20 bps).
Terakhir, konsumen pendapatan di atas Rp5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 68,6% (naik 10 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 15,6% (naik 100 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,8% (turun 110 bps).