c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

11 November 2024

12:07 WIB

BI: Simpanan Gaji Turun, Belanja Konsumen Naik Per Oktober 

BI melaporkan, rasio konsumsi masyarakat dari gaji pada Oktober 2024 naik jadi 74,1%. Sementara rasio tabungan dari gaji konsumen turun jadi 15%.

Editor: Khairul Kahfi

<p>BI: Simpanan Gaji Turun, Belanja Konsumen Naik Per Oktober&nbsp;</p>
<p>BI: Simpanan Gaji Turun, Belanja Konsumen Naik Per Oktober&nbsp;</p>

Ilustrasi pegawai sedang menunjukan tabungannya di mobile banking. ValidNewsID/Dieky

JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan bahwa kondisi keuangan konsumen bergerak sedikit membaik pada Oktober 2024. Hal ini terlihat dari besaran kenaikan rasio konsumsi masyarakat terhadap gaji pada bulan ini yang bergerak naik tipis 4% poin dibandingkan kondisi di September 2024.

“Pada Oktober 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 74,1% menjadi 74,5%,” sebut BI dalam Survei Konsumen Oktober 2024, Jakarta, Senin (11/11).

Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang dari gaji bulanan (debt to income ratio) pada saat yang sama mengalami penurunan 10 bps atau 0,1 persen poin pada Oktober 2024. Dengan begitu, proporsi pembayaran cicilan/utang bergerak turun dari 10,6% menjadi 10,5%.

Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan dari gaji bulanan (saving to income ratio) tercatat menurun 30 bps atau 0,3 persen poin pada Oktober 2024. Hasilnya, proporsi pendapatan yang disimpan bergerak turun dari 15,3% menjadi 15%.

Baca Juga: Tak Ada Bantalan Sosial, Daya Beli Kelas Menengah Tertekan Harga Pangan Dan Kebijakan Pemerintah

Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi Oktober 2024 terhadap pendapatan terpantau bergerak naik di hampir semua kelompok pengeluaran. Hanya responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta/bulan yang relatif mengalami penurunan porsi konsumsinya dari pendapatan bulan sebelumnya.

Sementara itu, porsi cicilan terhadap pendapatan terindikasi menurun dalam pada hampir seluruh tingkat pengeluaran. Kendati kenaikan pembayaran cicilan tetap terjadi, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran di kisaran Rp4,1-5 juta/bulan dan di atas Rp5 juta/bulan.

Adapun, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi bergerak menurun pada seluruh level pendapatan bulanan. Adapun pendapatan bulanan sebesar Rp2,1-3 juta dan Rp3,1-4 juta yang mengalami kenaikan simpanan tabungan.

Rinciannya, dibanding September 2024, konsumen tingkat pendapatan Rp1-2 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 76,2% (naik 20 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 7,9% (turun 10 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,9% (turun 10 bps).

Kemudian, konsumen berpendapatan Rp2,1-3 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 74,9% (naik 50 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 9,4% (turun 110 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,7% (naik 60 bps).

Baca Juga: Knight Frank: Penurunan Kelas Menengah Berimbas Pada Sektor Ritel

Lalu, konsumen pendapatan Rp3,1-4 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 73,9% (naik 130 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 10,9% (turun 160 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan berkisar 15,2% (naik 40 bps).

Selanjutnya, konsumen pendapatan Rp4,1-5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 72,3% (naik 60 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 13,4% (naik 50 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 14,3% (turun 110 bps).

Terakhir, konsumen pendapatan di atas Rp5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 68,5% (turun 70 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 14,6% (naik 90 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 16,9% (turun 20 bps).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar