c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 Agustus 2025

19:10 WIB

BI Pamer Rupiah Telah Menguat Capai Rp16.250 Per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ini telah menguat sebesar 1.050 poin dari posisi Rp17.300 per dolar AS pada 2 April 2025.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">BI Pamer Rupiah Telah Menguat Capai Rp16.250 Per Dolar AS</p>
<p id="isPasted">BI Pamer Rupiah Telah Menguat Capai Rp16.250 Per Dolar AS</p>

Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Antara Foto/Muhammad Adimaja.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini telah menguat menjadi Rp16.250 per dolar AS.

Dengan demikian, nilai tukar rupiah ini telah menguat sebesar 1.050 poin dari posisi Rp17.300 per dolar AS pada 2 April 2025.

"Alhamdulillah puji Tuhan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang pada 2 April 2025 sebesar Rp17.300, sekarang sudah menguat menjadi Rp16.250," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Rapat Kerja Penyampaikan Pokok-Pokok RUU APBN 2025 di DPR RI, Jakarta, Kamis (21/8).

Bank Indonesia memastikan akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak global dengan terus melakukan intervensi, baik di offshore market Non Delivery Forward (NDF) maupun melalui Domestik NDF dan spot.

Baca Juga: Rupiah Melemah Tersengat Peringkat S&P Soal Kredit AS Yang Masih Kuat

Kendati demikian, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis sore melemah sebesar 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.288 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.271 per dolar AS.

Adapun, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp16.283 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.291 per dolar AS.

Dikutip dari Antara, Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi sikap hati-hati pasar menjelang rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC).

“Rupiah mendapat tekanan dari penguatan dolar AS (Amerika Serikat) seiring sikap hati-hati pasar menjelang rilis risalah rapat FOMC,” katanya di Jakarta, Kamis (21/8).

Pasar disebut menunggu sinyal lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi menyampaikan pernyataan bernada hawkish. Hal ini akan mempertahankan penguatan dolar AS, sedangkan indikasi pelonggaran suku bunga dapat membuka ruang apresiasi bagi rupiah.

Mengutip Anadolu, risalah rapat pertemuan FOMC pada Rabu (20/8) menunjukkan bahwa para pejabat khawatir tentang kondisi ekonomi, inflasi, dan pasar tenaga kerja, kendati mayoritas dari mereka sepakat bahwa pemotongan suku bunga acuan masih terlalu dini.

Baca Juga: The Fed Masih Hawkish, Rupiah Kembali Melemah Tipis

Risalah rapat dirilis menjelang pidato utama Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan pada Jumat (22/8) di simposium tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, AS.

Melihat sentimen dari dalam negeri, pasar dinyatakan masih mencermati arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI), serta data fundamental seperti neraca perdagangan yang menjadi penopang stabilitas rupiah.

Menurut Taufan, sentimen ini membuat pelemahan rupiah relatif terbatas, kendati dolar AS bergerak menguat.

“Ke depan, rupiah diperkirakan bergerak dinamis mengikuti perkembangan data ekonomi global dan respons kebijakan moneter dalam negeri,” ucap dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar