17 April 2024
15:17 WIB
BI: Momen Ramadan-Idulfitri Angkat Kinerja Penjualan Eceran Maret 2024
Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat secara bulanan dan tetap kuat secara tahunan. Tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2024 yang sebesar 222,8 poin.
Penulis: Khairul Kahfi
Ilustrasi toko kelontong atau warung tradisional. sumber: Shutterstock/Hafiz Soyuz
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat secara bulanan dan tetap kuat secara tahunan. Tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2024 yang sebesar 222,8 poin.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Maret 2024 diprakirakan tercatat tumbuh sebesar 4,1% (month-to-month/mtm), atau lebih tinggi dari 1,7% (mtm) pada bulan sebelumnya dengan IPR sebesar 214,1 poin.
“(Pertumbuhan IPR Maret 2024) sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan Ramadan dan persiapan HBKN Idulfitri, serta program potongan harga,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (17/4).
Selama Maret, seluruh kelompok juga tercatat berada pada zona ekspansi. Dengan pertumbuhan tertinggi pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 13,0% (mtm); diikuti Subkelompok Sandang 11,1% (mtm); serta Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya 6,1% (mtm)
Sementara secara tahunan, IPR Maret 2024 tercatat tumbuh 3,5% (yoy), meski tidak sekuat 6,4% (yoy) pada Februari 2024.
Baca Juga: BI Optimistis Penyaluran Kredit Bank Akan Terus Positif
Survei Penjualan Eceran (SPE) Februari 2024 mencatat sebagian kelompok penjualan secara tahunan tercatat meningkat. Antara lain Subkelompok Sandang sebesar 5,9% (year-on-year/yoy); Kelompok Suku Cadang dan Aksesori 12,0% (yoy); serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 13,2% (yoy).
Pada Maret 2024, penjualan eceran diperkirakan tetap tumbuh secara tahunan dan meningkat secara bulanan pada beberapa kota cakupan survei. Secara tahunan, peningkatan terjadi pada beberapa kota, tertinggi terjadi di Jakarta yang tumbuh 33,3% (yoy), diikuti Manado 2,7% (yoy), dan Makassar 18,6% (yoy).
Secara bulanan, peningkatan terjadi di sebagian besar kota dengan peningkatan tertinggi terjadi di Kota Jakarta 27,7% (mtm), Makassar 16,1% (mtm) dan Manado 3,9% (mtm).
Erwin juga menyampaikan IPR Februari 2024 meningkat mencapai 214,1 poin atau tumbuh 6,4% (yoy), lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 1,1% (yoy). Kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang meningkat 9,1% (yoy).
Begitu juga, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi (-21,9%, yoy); serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi (-7,1%, yoy) yang mengalami perbaikan meski masih dalam zona kontraksi.
Baca Juga: Ekonom: Fenomena Makan Tabungan Masih Akan Berlanjut Tahun Ini
Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh sebesar 1,7% (mtm). Terutama, ditopang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (3,2%, mtm); Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi (-4,7%, mtm); serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi (-5,4%, mtm).
“Sejalan dengan peningkatan kegiatan masyarakat pada periode HBKN Imlek, Pemilu 2024, dan persiapan kebutuhan menjelang bulan Ramadan,” jabarnya.
Pada Februari 2024, penjualan eceran mencatatkan peningkatan secara tahunan dan bulanan pada mayoritas kota cakupan survei. Secara tahunan, peningkatan/perbaikan terjadi pada mayoritas kota, antara lain Kota Semarang termasuk Purwokerto 24,4% (yoy), diikuti Bandung 14,1% (yoy) dan Medan 54,7% (yoy).
Secara bulanan, mayoritas cakupan kota tercatat meningkat atau membaik, tertinggi di Kota Semarang termasuk Purwokerto 16,3% (mtm) dan Bandung 6,5% (mtm).
Penjualan Riil Kuartal I/2024
Pada kuartal I/2024, BI memperkirakan, kinerja penjualan eceran meningkat. Indeks Penjualan Eceran kuartal I/2024 dapat bertumbuh sebesar 3,7% (yoy), atau sedikit meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,6% (yoy).
Beberapa kelompok tercatat meningkat dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tumbuh 5,4% (yoy); serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh 12,9% (yoy).
Sementara itu, kelompok IPR lainnya terpantau stagnan dan tumbuh melambat. Seperti Kelompok Suku Cadang dan Aksesori 10,3% (yoy), Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya 2,7% (yoy), IPR Barang lainnya 1,3% (yoy), dan subkelompok Sandang 5,6% (yoy).
Adapun IPR yang mengalami kontraksi dalam terjadi pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi (-7,7%, yoy); dan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi (-21,2%, yoy).