c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 Agustus 2025

13:33 WIB

BI Minta BSI Terjun Ke Pondok Pesantren

Bank Indonesia (BI) mendorong Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk lebih aktif berkontribusi dalam pengembangan pondok pesantren, terutama dalam sistem pembayaran dan digitalisasi.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">BI Minta BSI Terjun Ke Pondok Pesantren</p>
<p id="isPasted">BI Minta BSI Terjun Ke Pondok Pesantren</p>

Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Antara Foto/Aprillio Akbar

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendorong Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk lebih aktif berkontribusi dalam pengembangan pondok pesantren, terutama dalam hal sistem pembayaran dan digitalisasi.

Tujuannya adalah untuk mempermudah pengelolaan keuangan di pesantren dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"BSI turunlah ke pondok pesantren agar financing di sana itu bisa berkembang," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam sambutannya pada acara Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Refleksi Kemerdekaan RI ke-80 Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (13/8).

Baca Juga: Kemenkop Gandeng Inkopontren Untuk Program MBG Di Lingkungan Pondok Pesantren

Perry lantas menceritakan sejarah pembentukan BSI. Dimulai dari Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024 sekaligus Tokoh Ekonomi Syariah Nasional K.H. Ma'ruf Amin mendorong Indonesia menjadi arus baru ekonomi keuangan syariah. Dari sana, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mulai mengajak untuk memperbesar bank-bank di Indonesia.

Hingga akhirnya, pada tahun 2021, Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil penggabungan antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, resmi lahir dan menjadi bank syariah terbesar di Tanah Air.

Menurut Perry, Ma'ruf mengibaratkan BSI menjadi bus terbesar yang mengemudikan syariah di Indonesia. 

Kemudian, Ma'ruf memerintahkan Bank Indonesia untuk memperbanyak dan mengembangkan dari sisi penumpang BSI. Sedangkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator mendapat tugas untuk mengembangkan Bank Syariah Indonesia (BSI).

"Gurunda (K.H. Ma'ruf Amin.red) dawuhnya (perintahnya) ke Gubernur BI, Gubernur dawuhnya ke BSI gitu," ujarnya.

Adapun, salah satu yang disasar Bank Indonesia untuk mewujudkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah adalah pondok pesantren. Pondok pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tapi juga menjadi pusat ekonomi syariah.

"Alhamdulillah 46 kantor-kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia kami kerahkan untuk masuk ke pesantren, menjadikan pesantren tidak hanya pusat pendidikan, tapi lah pusat ekonomi syariah," tegas dia.

Beberapa bisnis ekonomi syariah tersebut mulai dari bisnis air bersih, percetakan, green farming, pengolahan limbah, hingga pabrik roti.

Baca Juga: BSI Optimistis Kebijakan PPh 22 Baru Mampu Dorong Bisnis Bullion

Selain menjadi pusat ekonomi syariah, kata Perry, beberapa pondok pesantren juga dimasukkan digitalisasi.

"Kalau kita membangun kewirausahaan, ya nama pesantren cocok. Satu, wirausaha itu harus kuat banting tulang. Ya santri begitu masuk keluar tetap banting tulang terus, belajar terus, kerja keras. Kedua, tentu saja mempunyai jejaring antara satu pesantren dengan pesantren lain. Kalau kita kembangkan satu bisnis di pesantren, karena para kiainya, ulamanya kan membuat network, menyebar. Yang kita perlukan adalah bagaimana kewirausahaan," jelasnya.

Pada kuartal I/2025, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan laba bersih Rp1,87 triliun, tumbuh sebesar 10,05% secara tahunan (year on year/yoy).

Kinerja positif ini juga sejalan dengan perolehan fee based income BSI yang tumbuh double digit, yaitu 39,3% (yoy) menjadi Rp1,71 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar