11 Juni 2025
15:00 WIB
BI: Kewajiban Neto PII Indonesia Kuartal I/2025 Turun Jadi US$224,5 Miliar
Posisi investasi internasional (PII) Indonesia pada kuartal I/2025 mencatat penurunan kewajiban neto menjadi US$224,5 miliar dari sebelumnya US$245,7 miliar pada akhir kuartal IV/2024.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi Posisi investasi internasional (PII) Indonesia. Dok Bank Indonesia
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I/2025 mencatat penurunan kewajiban neto menjadi US$224,5 miliar, dari sebelumnya US$245,7 miliar pada akhir kuartal IV/2024.
"Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam siaran resmi, Jakarta, Rabu (11/6).
Baca Juga: Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Turun Jadi US$ 245,3 Miliar
Ramdan menyebutkan, posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri.
Tercatat, posisi AFLN pada akhir kuartal I/2025 sebesar US$533,1 miliar, naik 1,9% (quarter-to-quarter/qtq) dari US$523,1 miliar pada akhir kuartal IV/2024.
Menurut Ramdan, hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan transaksi penempatan di luar negeri, dengan kenaikan terbesar pada aset investasi lainnya terutama dalam bentuk pinjaman dan piutang usaha.
"Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut juga didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global dan kenaikan harga emas internasional," jelasnya.
Baca Juga: BI: Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Kuartal I/2025 Tembus US$430,4 Miliar
Di sisi lain, posisi KFLN Indonesia tercatat menurun di tengah aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio yang tetap solid. Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal I/2025 tercatat sebesar US$757,6 miliar, turun 1,5% (qtq) dari US$768,8 miliar pada akhir kuartal IV/2024.
Ramdan menyebut, investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Investasi portofolio juga mencatat neto aliran masuk modal asing di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Perkembangan posisi KFLN, lebih lanjut dipengaruhi penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Baca Juga: Modal Keluar, Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp4,48 T Pekan Ini
Secara keseluruhan, Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal I/2025 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal.
"Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada kuartal I/2025 sebesar 16,0%, lebih rendah dibandingkan 17,6% pada kuartal IV/2024," ungkap Ramdan.
Selain itu, lanjutnya, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (91,9%), terutama dalam bentuk investasi langsung.
Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia. Bank sentral juga akan terus memperkuat respons bauran kebijakan didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.
"Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," pungkasnya.