c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

04 September 2024

12:53 WIB

BI: Kewajiban Neto Investasi Internasional Turun Jadi US$253,9 M pada Kuartal II/2024

BI mencatat pada akhir kuartal II/2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal I/2024 sebesar US$253,9 miliar.  

<p>BI: Kewajiban Neto Investasi Internasional Turun Jadi US$253,9 M pada Kuartal II/2024</p>
<p>BI: Kewajiban Neto Investasi Internasional Turun Jadi US$253,9 M pada Kuartal II/2024</p>

Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta, Selasa (3/9/2024). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) posisi investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal II/2024 mencatat kewajiban neto yang menurun. Pada akhir kuartal II/2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal I/2024 sebesar US$253,9 miliar. 

"Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN) dan penurunan posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN)," Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (4/9).

Erwin menuturkan bahwa posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir kuartal II/2024 tercatat sebesar US$491,5 miliar, naik 1,2% (qtq) dari US$485,7 miliar pada akhir kuartal I/2024. 

Peningkatan posisi tersebut, kata Erwin, bersumber dari kenaikan penempatan pada hampir seluruh komponen AFLN, terutama dalam bentuk instrumen utang. 

Baca Juga: Per Juli 2024, Outstanding Utang Pemerintah Naik Lagi Ke Rp8.502,69 T

"Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut juga dipengaruhi oleh faktor perubahan lainnya terkait kenaikan harga beberapa aset finansial luar negeri," ujarnya.

Lebih lanjut, posisi KFLN Indonesia menurun di tengah tetap solidnya aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio. Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal II/2024 turun 0,1% (qtq) menjadi US$738,7 miliar dari US$739,6 miliar pada akhir kuartal I/2024. 

Erwin mengatakan, investasi langsung dan investasi portofolio tetap membukukan surplus sebagai cerminan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik, inflasi yang rendah, dan imbal hasil investasi yang menarik. 

"Perkembangan posisi KFLN lebih lanjut dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah, dan penurunan harga saham domestik," ucapnya.

Baca Juga: Sukuk dan Penerimaan Pajak-Jasa Buat Cadev Juli Naik Ke US$145,4 M

BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal II/2024 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada kuartal II/2024 sebesar 18,1%, lebih rendah dari 18,4% pada kuartal I/2024. 

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,8%) terutama dalam bentuk investasi langsung. 

"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Selain itu, BI akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," kata Erwin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar