04 Februari 2025
10:44 WIB
BI: Inflasi Januari Terjaga Ditopang Konsistensi Kebijakan Moneter-Sinergi
Inflasi IHK pada Januari 2025 yang terjaga rendah merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah).
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Warga memeriksa meteran listrik di Rusunawa Margaluyu, Kota Serang, Banten, Senin (7/10/2024). Sumber: AntaraFoto/Angga Budhiyanto.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan, besaran inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 yang terjaga rendah bahkan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah).
Sinergi tersebut terwujud dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Selasa (4/2).
Baca Juga: Disumbang Tarif Listrik, BPS: RI Alami Deflasi 0,76% Januari 2025
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IHK Januari 2025 tercatat deflasi sebesar 0,76% secara bulanan (month to month/mtm), sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 0,76% (year on year/yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 1,57% (yoy).
Deflasi disebabkan oleh kelompok administered prices, terutama disumbang oleh komoditas tarif listrik.
Selanjutnya, inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,30% (mtm), meningkat dari realisasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,17% (mtm).
Perkembangan inflasi inti tersebut dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas global dan pola musiman awal tahun, di tengah ekspektasi inflasi yang terjaga.
Realisasi inflasi inti pada Januari 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas minyak goreng, emas perhiasan, dan biaya sewa rumah.
Secara tahunan, inflasi inti Januari 2025 tercatat sebesar 2,36% (yoy), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,26% (yoy).
Sementara itu, inflasi kelompok volatile food (VF) meningkat. Kelompok volatile food pada Januari 2025 mengalami inflasi sebesar 2,95% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,04% (mtm). Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas aneka cabai dan daging ayam ras.
Peningkatan inflasi volatile food dipengaruhi oleh kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi utama yang memengaruhi produksi komoditas aneka cabai dan peningkatan biaya input produksi pakan dan bibit untuk komoditas daging ayam ras.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,07% (yoy), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 0,12% (yoy).
"Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi erat Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah," ujarnya.
Baca Juga: BPS: Gas Melon Sumbang Inflasi Bahan Bakar Rumah Tangga
Adapun, kelompok administered prices mengalami deflasi. Kelompok administered prices pada Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 7,38% (mtm), menurun dari realisasi bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,03% (mtm).
Deflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif listrik seiring implementasi kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik sampai dengan daya 2.200 VA dan normalisasi tarif angkutan pasca periode HBKN Nataru.
Secara tahunan, deflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 6,41% (yoy), menurun dari realisasi bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,56% (yoy).