09 April 2025
10:09 WIB
BI: Inflasi Inti Maret 2025 Terjaga Rendah dan Relatif Stabil
Inflasi inti dipengaruhi oleh peningkatan harga beberapa komoditas global dan kenaikan permintaan periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Fin Harini
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
JAKARTA - Bank Indonesia menyampaikan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2025 mengalami inflasi dibandingkan bulan sebelumnya, yakni sebesar 1,65% (mtm). Secara tahunan IHK juga mengalami inflasi sebesar 1,03% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan pihaknya akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan mempererat sinergi pengendalian inflasi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025," ujar Ramdan, dalam keterangan resmi, Selasa (8/3).
Baca Juga: BPS: Inflasi Maret 1,65%, Tarif Listrik Jadi Biang Kerok
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi inti tetap terjaga rendah dengan inti pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,24% (mtm), relatif stabil dari realisasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,25% (mtm).
Perkembangan inflasi inti tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga beberapa komoditas global dan kenaikan permintaan periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, di tengah ekspektasi inflasi yang terjaga.
Ramdan menuturkan, realisasi inflasi inti pada Maret 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan.
Secara tahunan, inflasi inti Maret 2025 tercatat sebesar 2,48% (yoy), stabil dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,48% (yoy).
Volatile Food dan Administered Price
Ramdan melanjutkan, Kelompok volatile food juga mengalami inflasi pada Maret 2025 sebesar 1,96% (mtm), lebih tinggi dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,93% (mtm).
"Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Peningkatan harga bawang merah dan cabai rawit dipengaruhi oleh keterbatasan produksi akibat gangguan cuaca. Sementara itu, meningkatnya harga daging ayam ras didorong oleh kenaikan permintaan selama periode HBKN Idulfitri," urai Ramdan.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,37% (yoy), menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,56% (yoy).
Ke depan, Ramdan menuturkan inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
Baca Juga: Hasil Pertanian Dorong Inflasi Perdagangan Besar Maret 2025 Jadi 0,75%
Lebih lanjut dijelaskan, kelompok administered prices mengalami inflasi pada Maret 2025 sebesar 6,53% (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 2,65% (mtm).
Peningkatan inflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif listrik, seiring berakhirnya implementasi kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik sampai dengan daya 2.200 VA.
Inflasi administered prices yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada komoditas angkutan udara seiring dengan implementasi diskon harga tiket penerbangan berjadwal domestik kelas ekonomi selama periode HBKN Idulfitri.
"Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 3,16% (yoy), tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 9,02% (yoy)," tutup Ramdan.