c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Mei 2025

20:55 WIB

Besok Gelar RUPST, Analis: Saham BRIS Bisa Tembus 3.000 Pada Mei 2025

Terkait pergantian direksi BRIS, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai dari sisi strategi tidak akan ada perubahan yang berpengaruh cukup signifikan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Besok Gelar RUPST, Analis: Saham BRIS Bisa Tembus 3.000 Pada Mei 2025</p>
<p id="isPasted">Besok Gelar RUPST, Analis: Saham BRIS Bisa Tembus 3.000 Pada Mei 2025</p>

Karyawan menunjukan uang pecahan seratus ribu di BSI Kantor Cabang The Tower, Jakarta, Kamis (13/3/2025). AntaraFoto/Asprilla Dwi Adha

JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) bisa tembus di level Rp3.000 per saham pada Mei 2025 ini.

Head of Investment Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan salah satu sentimen pendorongnya adalah pembagian dividen yang akan dilakukan BRIS.

Martha meyakini BRIS akan memberikan dividen kepada para investor, meskipun porsinya tidak sebesar Bank BUMN lainnya.

"Ada (potensi saham tembus Rp3.000) maksudnya dari sisi kita lihat besok sentimen seperti dividen... mungkin dividen enggak akan sebesar porsi yang BUMN lainnya," kata Martha kepada media di Jakarta, Kamis (15/5).

Baca Juga: Tumbuh Double Digit, Laba Bersih BSI Kuartal I/2025 Tembus Rp1,87 T

Meskipun nilainya tidak besar jika dibandingkan Bank BUMN, namun upaya BRIS untuk membagikan dividen kepada investor akan menjadi sinyal positif.

"Itu bisa jadi berita yang positif sih untuk BRIS gitu, tapi ada potensi untuk ke sana sih (saham tembus Rp3.000). Sekarang sudah Rp2.900 lebih ya, masih ada sih (potensi) kalau Rp3.000," imbuhnya.

Berdasarkan pantauan Validnews, mengutip IDX Mobile, saham BRIS ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (15/5). BRIS ditutup menguat sebesar 10 poin atau 0,35% menjadi Rp2.900 per saham.

Kinerja Masih Menarik
Terkait kinerja, Martha mengatakan kinerja Bank Syariah Indonesia (BRIS) masih menarik untuk dicermati investor. Bahkan, dirinya optimis BRIS masih dapat tumbuh double digit.

"Kita sih melihat ya pertumbuhan BRIS itu masih tetap menarik ya, masih bisa tetap di double digit gitu," ujar Martha.

Kendati begitu, Martha mengingatkan secara umum, likuiditas Bank Syariah Indonesia masih cukup ketat dan berpengaruh pada kinerja di masa mendatang.

"Secara umum likuiditas itu masih cukup ketat, itu memang pertumbuhan ke depan mungkin akan lebih melambat," ungkap dia.

Pada esok, Jumat (16/5), BSI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024. Adapun, salah satu agenda yang dibahas adalah pergantian direksi.

Baca Juga: Menko Airlangga Dorong BRI dan BSI Jadi Pengelola Bank Emas RI

Terkait pergantian direksi BSI, Martha menilai bahwa dari sisi strategi tidak akan ada perubahan yang berpengaruh cukup signifikan.

"Dari sisi pergantian direksi mungkin kalau saya lihat sih dari sisi strategi, mungkin secara umum nggak akan banyak berubah gitu ya, karena melihat bahwa memang kan mereka fokusnya di kredit konsumer," ujar Martha.

Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini banyak bank yang melirik dan bahkan terjun ke bisnis syariah secara lebih serius. Untuk itu, dia mengingatkan BSI untuk tetap waspada terhadap persaingan ke depan.

Walaupun saat ini, posisi BRIS sendiri masih merupakan bank syariah terbesar di Indonesia dan masih sangat unggul, menurutnya, tidak bisa menutup kemungkinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan bisnis syariah akan sangat menarik untuk bank-bank lain.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar