30 April 2025
18:29 WIB
Tumbuh Double Digit, Laba Bersih BSI Kuartal I/2025 Tembus Rp1,87 T
Bank Syariah Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 10,05% (yoy) menjadi Rp1,87 triliun kuartal I/2025. Kinerja ini ditopang pertumbuhan aset dan pembiayaan yang sehat.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat kinerja positif pada kuartal I/2025 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun. Laba tersebut tumbuh 10,05% (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"BSI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp1,87 triliun, tumbuh 10,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta dalam Press Conference Kinerja Kuartal I/2025, Jakarta, Rabu (30/4).
Bob menjelaskan, kinerja perseroan selama tiga bulan pertama tahun ini ditopang oleh pertumbuhan aset dan pembiayaan yang sehat.
Baca Juga: BSI Salurkan Pembiayaan Rp5,258 Triliun Ke Sektor Otomotif
BSI mencatat, pertumbuhan aset sebesar 8,01% (yoy) menjadi Rp401,01 triliun. Pertumbuhan aset ini terutama didorong oleh pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 11,21% (yoy) menjadi Rp287,22 triliun.
Dia juga mengungkapkan, kualitas pembiayaan yang diberikan emiten berkode BRIS ini dalam posisi terjaga, dibarengi dengan penurunan NPF gross dari 2,33% menjadi 2,06%.
Di samping itu, sektor wholesale menjadi penyumbang utama dalam ekspansi pembiayaan BSI. Pertumbuhan pembiayaan terutama ditopang oleh sektor wholesale tumbuh 18,24% (yoy) menjadi Rp102,93 triliun. Pembiayaan kepada BUMN juga tumbuh baik sebesar 21,59% (yoy) menjadi Rp24,07 triliun.
Di sisi pendanaan, BSI juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid. DPK BSI tumbuh sebesar 7,4% (yoy) menjadi Rp319,33 triliun.
Porsi dana murah (CASA) terhadap DPK tercatat sebesar 59,49%. Khusus dana murah, giro dan tabungan tumbuh masing-masing sebesar 9,28% dan 4,78% (yoy). BRIS menilai capaian tersebut berdampak positif terhadap efisiensi biaya dana.
Dia menjelaskan, komposisi DPK yang didominasi dana murah membuat cost of fund (CoF) BSI berada di level 2,1%, sehingga margin pendanaan tetap kompetitif. Di sisi lain, rasio likuiditas tetap terjaga dengan LDR berada di kisaran 89,96%.
Kinerja keuangan BSI juga diperkuat oleh pertumbuhan pendapatan berbasis margin dan fee sebesar 9,3% (yoy) menjadi Rp7,10 triliun.
Sedangkan pendapatan margin bagi hasil naik 10,21% (yoy) menjadi Rp5,64 triliun, sementara fee based income naik 6,42% (yoy) menjadi Rp923,87 miliar.
Baca Juga: BSI: Emas Tetap Jadi Instrumen Lindung Nilai Pilihan Utama Investor
Selanjutnya, biaya operasional masih dapat terkendali dengan baik, tecermin dari beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 77,36% menjadi 76,16%. Bob juga menegaskan kesiapan BRIS untuk ekspansi bisnis lebih lanjut melalui permodalan yang kuat.
“BSI memiliki rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,04%, meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 22,69%. Ini menunjukkan bahwa BSI memiliki ruang yang cukup untuk ekspansi bisnis ke depan,” katanya.
Dari sisi digitalisasi, pertumbuhan pengguna dan transaksi BSI Mobile menunjukkan respons positif dari nasabah terhadap transformasi digital perseroan.
Jumlah pengguna BSI Mobile terus meningkat mencapai 7,8 juta users, dengan pertumbuhan transaksi sebesar 35,6%(yoy). Total nominal transaksi melalui BSI Mobile juga meningkat menjadi Rp126,3 triliun.
Tak hanya itu, BSI juga menunjukkan komitmen mendukung ekonomi digital dan pelaku UMKM. Tercatat, jumlah merchant QRIS BSI telah mencapai 620 ribu mengalami kenaikan 27,89%(yoy), dengan total transaksi mencapai Rp2,57 triliun.