04 Maret 2024
14:42 WIB
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan membahas soal kerja sama kendaraan listrik (electric vehicle) dalam pertemuan bilateral dengan Australia. Selain itu, akan dibahas juga soal pertahanan antar dua negara.
"Banyak. Jadi kerja sama di electric vehicle, kita akan dorong agar kerja sama ini terjadi dan dilaksanakan secepat-cepatnya. Juga yang berkaitan dengan transformasi digital, saya kira arahnya ke sana," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan Pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/3) sebelum bertolak ke Australia.
Indonesia mengajak Australia bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem kendaran Listrik. Pada November 2023, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir, menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembentukan mekanisme bilateral kolaborasi untuk memajukan kendaraan listrik dengan Australia. MoU digelar di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11).
Penandatanganan dilakukan oleh Erick Thohir dan Menteri Industri dan Sains Australia Edham Nurredin "Ed" Husic. Erick pun menyampaikan, kolaborasi tersebut merupakan buah dari kepercayaan internasional terhadap potensi pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga: Bahlil Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengajak sejumlah CEO perusahaan asal Australia berkolaborasi dalam mendorong hilirisasi dan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pemerintah mengajak sejumlah perusahaan Australia untuk mendukung pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia.
Australia dan Indonesia, disebut Bahlil, memiliki kekuatan yang saling melengkapi. Indonesia sebagai produsen utama nikel, sedangkan Australia memiliki keunggulan sebagai penghasil lithium terbesar dunia. Keduanya diperlukan dalam pembuatan baterai.
Jokowi menambahkan, selain membahas isu ekonomi, dalam pertemuan tersebut juga akan membahas masalah pertahanan.
Kepala Negara menuturkan juga akan membicarakan soal Ibu Kota Nusantara (IKN) kepada para pimpinan delegasi yang hadir dalam KTT ASEAN-Australia.
"Setiap bertemu dengan perdana menteri dengan Presiden siapapun selalu itu saya sampaikan," ucapnya.
KTT ASEAN-Australia
Presiden Jokowi bertolak ke Melbourne, Australia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia. KTT ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dan Australia.
"Tema yang diangkat adalah 'Partnership for the Future' yang membahas bagaimana kemitraan strategis komprehensif ASEAN-Australia dapat dioptimalkan ke depan untuk mewujudkan kawasan Indo-pasifik yang damai stabil dan makmur, " kata Jokowi.
Kepala Negara mengaku akan menggunakan kesempatan ini untuk mendorong kerjasama penguatan integrasi ekonomi, transisi energi dan transformasi digital serta kemajuan paradigma kolaborasi.
"Dan penghormatan hukum internasional secara konsisten termasuk dalam isu Palestina, " ucapnya.
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, Erick Thohir Gandeng Australia
Selain menghadiri KTT ASEAN-Australia, lanjutnya, juga berencana untuk pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Australia PM Selandia Baru dan Kamboja.
"Saya dan rombongan Insyaallah akan tiba kembali di Jakarta tanggal 6 Maret, hari Rabu," tutupnya.
Hadir mendampingi Presiden Jokowi saat memberikan keterangan di antaranya Wapres KH. Ma'ruf Amin, Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.