c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

16 November 2022

16:56 WIB

Bahlil Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik

Indonesia dan Australia memiliki keunggulan untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik (battery electric vehicle/BEV)

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Bahlil Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik
Bahlil Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berfoto dengan sejumlah perwakilan pengusaha Australia, Bali, Minggu (13/11). Kementerian Investasi/BKPM

BALI - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengajak sejumlah CEO perusahaan asal Australia berkolaborasi dalam mendorong hilirisasi dan Energi Baru Terbarukan (EBT). Pemerintah mengajak sejumlah perusahaan Australia untuk mendukung pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia. 

Bahli berpendapat, Indonesia dan Australia sama-sama memiliki kekuatan di sektor pertambangan, dan termasuk dalam negara-negara produsen terbesar di dunia untuk beberapa komoditi seperti nikel. Selain itu, Australia juga memiliki keunggulan sebagai penghasil lithium terbesar dunia. 

Ssekitar 40% komponen kendaraan listrik adalah baterai. Sedangkan, bahan baku penting dalam baterai yaitu nikel, mangan, cobalt, dan lithium. Adapun bahan baku lithium merupakan bahan mineral yang tidak dimiliki oleh Indonesia. Karena itu, peluang besar ini dapat dimaksimalkan oleh kedua negara dalam rangka meningkatkan perekonomian secara resiprokal.

Saat ini, terangnya, Indonesia memiliki pasar yang besar dalam industri kendaraan listrik dengan pemain-pemain global yang sudah mulai berinvestasi seperti LG, Foxconn, CATL.

“Ini merupakan sebuah peluang besar yang dapat dijajaki antara Indonesia dengan Australia, dengan konsep saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan perekonomian kedua negara,” serunya dalam keterangan pers, Jakarta, Rabu (16/11).

Dalam pertemuan ini, Senior Commisioner New South Wales Andrew Parker mengungkapkan, kurangnya informasi terkait peluang investasi di Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam mendorong investasi Australia ke Indonesia. 

“Para pebisnis Australia merasa kurangnya informasi mengenai proyek investasi yang siap ditawarkan di Indonesia, seperti sektor pertambangan, infrastruktur, pariwisata, dan industri pengolahan limbah,” ungkap Andrew.

Menanggapi hal tersebut, Bahlil menegaskan kembali, Indonesia saat ini fokus pada industri hilirisasi, sehingga tidak membutuhkan investasi di sektor pertambangan. Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan banyaknya peluang investasi di sektor infrastruktur khususnya pada pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Kementerian Investasi/BKPM mencatat, realisasi investasi asal Australia pada kuartal III/2022 sebesar US$0,2 miliar dan menempati peringkat ke-10. Secara kumulatif, sejak 2017-September 2022, realisasi investasi Australia mencapai US$2,37 miliar. 

Adapun sektor realisasi investasi asal Australia sejak 2017 didominasi pada sektor pertambangan sebesar US$1,28 miliar (54,1%), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$0,8 miliar (8,3%), serta hotel dan restoran sebesar US$0,18 miliar (7,4%). 

Saling Menguntungkan
Sebelumnya, Menteri Bahlil dalam pertemuan dengan Sekretaris Parlemen Negara Bagian Australia Barat Jessica Jane Shaw telah menyampaikan ajakan untuk pengembangan ekosistem industri baterai listrik.

Jessica menyambut positif apa yang disampaikan oleh Indonesia. Menurutnya, dengan adanya 50% cadangan lithium dunia di Australia Barat, serta letak geografis Australia yang strategis terhadap Indonesia, hal ini merupakan langkah tepat untuk Indonesia untuk memperoleh bahan baku lithium dari Australia dan bersinergi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

“Seperti Indonesia, Pemerintah Australia juga memiliki ketertarikan dalam hal hilirisasi. Sehingga, ada peluang untuk melakukan kolaborasi dan sharing knowledge antara kedua negara,” ujar Jessica, Minggu (13/11). 

Menteri Investasi menyambut baik usulan perjanjian kemitraan tersebut. Di mana tujuan akhirnya adalah kedua negara menjadi powerhouse dalam ekosistem rantai pasok baterai kendaraan listrik yang dapat saling menguntungkan kedua belah pihak. 

Menindaklanjuti pertemuan ini, Kementerian Investasi akan membentuk tim khusus untuk mengeksplorasi peluang kerja sama Indonesia dengan Australia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar