c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

08 Mei 2024

17:04 WIB

Belum Suspensi Saham BATA, BEI Tunggu Klarifikasi Manajemen

BEI masih melakukan komunikasi yang intens, termasuk dengar pendapat dengan direksi perusahaan. 

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p dir="ltr" id="isPasted">Belum Suspensi Saham BATA, BEI Tunggu Klarifikasi Manajemen</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Belum Suspensi Saham BATA, BEI Tunggu Klarifikasi Manajemen</p>

Ilustrasi toko sepatu merk Bata. Shutterstock/GeorginaCaptures

JAKARTA - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) tengah disoroti karena mengalami masalah bertubi-tubi. Mulai dari rugi beruntun, hutang, penutupan pabrik, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. 

Kendati demikian, Bursa Efek Indonesia (BEI) enggan terburu-buru menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) atau menghapus saham (delisting) terhadap saham BATA. Padahal, BATA masuk ke dalam perusahaan yang bisa disuspensi oleh BEI. 

Hingga saat ini, Bursa hanya menyematkan notasi khusus L (Late submission of financial report). Artinya, Perusahaan Tercatat terakhir menyampaikan laporan keuangan 2023 Tahunan. Ini berarti, BATA belum menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2023.  

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, saat ini BEI masih melakukan komunikasi yang intens, termasuk dengar pendapat dengan direksi perusahaan. 

"Kami komunikasi intens dengan mereka, dengan berbagai media, termasuk dengar pendapat yang kita lakukan," kata Nyoman saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (8/5). 

Baca Juga: Menperin: Pabrik Sepatu Bata Tutup Karena Transformasi Bisnis

Untuk itu, ia meminta agar dapat menunggu informasi resmi dari BATA. Nantinya, informasi tersebut akan disampaikan kepada publik. 

Pasalnya, menurut Nyoman, terkait kelangsungan usaha perusahaan tercatat dan mencakup karyawan, menjadi perhatian Bursa. 

"Mohon ditunggu informasinya karena mereka pada saat ini pun menyusun tanggapan dari kira yang dapat disampaikan kepada publik. Tentu menjadi concern kita, terkait dengan kelangsungan usaha (going concern), terkait concern dari perusahaan apalagi yang coverage dari karyawannya dan kontribusi yang kita harapkan kepada perekonomian juga signifikan. Ini menjadi perhatian kita dan sudah kita lakukan, mohon ditunggu jawabannya," ujarnya. 

Ia menegaskan apa yang dialami BATA saat ini menjadi perhatian Bursa. Oleh karena itu, Bursa memberikan waktu tiga hari bagi manajemen BATA menjawab terkait penjelasan atas isu yang beredar belakangan ini. 

"Batas waktu kalau tanggapan kan harusnya tiga hari, ya kita tunggu beberapa hari ke depan," tutur Nyoman. 

Di sisi lain, berdasarkan pantauan Validnews, saham BATA masih diperdagangkan hingga saat ini. Pada perdagangan sesi I, Rabu (8/5), saham BATA menguat 5,41% atau 4 poin menjadi Rp78 per saham. 

Sebelumnya, pada perdagangan Selasa (7/5), saham BATA ditutup di level Rp74 per saham. Saham BATA telah ditransaksikan sebanyak 147 kali dengan volume sebesar 758.900 lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp57,75 juta. 

Senada, kepada Validnews, Rabu (8/5), Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menilai ada baiknya jangan terburu-buru memberikan suspensi atau delisting kepada saham BATA. 

Baca Juga: Tutup Pabrik, Kemenperin Segera Panggil Manajemen Sepatu Bata

Menurutnya, BEI perlu menunggu klarifikasi dari pihak BATA dan melihat penanganannya ke depan akan seperti apa. 

"Ada baiknya menunggu klarifikasi. Kita lihat penanganan BATA seperti apa ke depannya," ujar Reza. 

Sementara itu, dikutip dari laporan keuangan terakhir yang disampaikan BATA pada Kuartal III/2023, disebutkan bahwa Perseroan membukukan penjualan bersih Rp488,47 miliar, turun dibandingkan September 2022 sebesar Rp490,57 miliar. 

Kemudian, beban pokok penjualan justru naik menjadi Rp296,84 miliar pada September 2023 dari sebelumnya Rp283,48 miliar pada September 2022. 

Pada September 2022, Perseroan masih mengantongi laba bruto Rp207,09 miliar, turun menjadi Rp191,63 miliar pada September 2023. 

Dengan demikian, Perseroan membukukan rugi tahun berjalan Rp80,44 miliar pada September 2023. Jumlah ini membengkak 295% dari kerugian tahun berjalan pada September 2022 sebesar Rp20,33 miliar. 

Transformasi Bisnis 
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, penutupan pabrik sepatu milik BATA adalah upaya perusahaan untuk melakukan transformasi bisnis. Harapannya, perseroan dapat kembali sehat dan efisien. 

"Mereka sedang melakukan transformasi bisnis dan menyesuaikan kegiatan bisnisnya agar lebih efisien. Kita ketahui bersama mereka telah menjual aset dalam rangka menjadikan perusahaan kembali sehat dan efisien," ujar Agus di Jakarta, Selasa (7/5). 

Penghentian produksi pabrik sepatu yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta itu telah diumumkan melalui keterbukaan informasi di BEI pada 2 Mei 2024. 

Director and Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko menyampaikan, penutupan pabrik di Purwakarta dilakukan karena perusahaan tak mampu lagi melanjutkan produksi di pabrik sepatu Purwakarta. 

Hatta menjelaskan, permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik juga terus menurun. Selanjutnya, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia sehingga pabrik pun terpaksa ditutup. 

"Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat," kata Hatta. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar