26 April 2024
12:20 WIB
Belum Rampung, BTN: Proses Akuisisi Bank Muamalat Terganjal Teknis Due Diligence
Proses merger atau akuisisi BTN Syariah dengan Bank Muamalat masih belum rampung karena terganjal masalah dalam proses teknis soal laporan perkreditan.
Penulis: Khairul Kahfi
Kantor BTN. Dok BTN
JAKARTA - Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengabarkan, proses merger atau akuisisi BTN Syariah dengan Bank Muamalat masih belum rampung. Paling baru, aksi korporasi ini urung terlaksana karena terganjal masalah dalam proses teknis soal laporan perkreditan.
“(Soal merger dengan Bank Muamalat) belum selesai, di awal-awal memang ada keterlambatan data yang kita terima dari Kantor Akuntan Publik (KAP). Ada kemoloran, terutamanya sih data perkreditan,” katanya menjawab wartawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Bank BTN Kuartal I/2024, Jakarta, Kamis (25/4).
Dengan proses yang belum rampung itu, perseroan belum bisa mengambil keputusan konkret. Sebagai info, laporan kredit perbankan merupakan salah satu proses uji kelayakan (due diligence) krusial yang mesti dilakukan oleh entitas perbankan.
“Untuk itu, kami belum bisa ambil keputusan, karena datanya belum selesai,” singkatnya.
Baca Juga: OJK Belum Terima Permohonan Tertulis Merger BTN Syariah-Bank Muamalat
Melansir Antara, Februari lalu, Nixon menargetkan uji kelayakan BTN Syariah-Bank Muamalat bisa rampung pada April 2024. Saat itu, Nixon tak menyebutkan secara spesifik bank syariah mana yang tengah dalam proses uji kelayakan bersama BTN Syariah.
"Waktu itu ada dua (bank syariah yang dibidik). Yang satu, kami tinggalkan sebentar. (Sekarang) kami sedang due diligence yang satu lagi," ujar dia saat itu.
Pada Desember 2023, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana sinergi antara BTN Syariah dan Bank Muamalat menjadi bank syariah besar di Indonesia.
Penggabungan Bank Muamalat dan BTN Syariah diharapkan bisa masuk 16 besar bank syariah dunia, bahkan bisa menyaingi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Baca Juga: OJK Sebut Tahapan Merger Bank Muamalat-UUS BTN Masih Bergulir
Di samping itu, Nixon juga melaporkan, Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah berhasil membukukan kinerja positif sepanjang kuartal I/2024. Terlihat dari laba bersih BTN Syariah pada periode ini yang mencapai Rp164,1 miliar, atau melonjak 56,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp105,1 miliar.
Kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 20% menjadi Rp39,1 triliun pada kuartal I/2024. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan Rp32,6 triliun pada periode sama tahun lalu.
“Pertumbuhan double-digit juga terlihat di (laporan) penghimpunan DPK BTN Syariah yang mencapai 20,3% menjadi Rp42,9 triliun,” dalam konpers yang sama.
Seiring dengan pertumbuhan positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK tersebut, BTN Syariah membukukan peningkatan aset sebesar 17,9% (yoy) menjadi Rp54,8 triliun pada kuartal I/2024. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan perolehan di kuartal I/2023 yang sebesar Rp46,5 triliun.
“BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” paparnya.