c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

21 Maret 2024

17:58 WIB

BEI Bakal Perketat Seleksi Perusahaan IPO

Nyoman tak menampik ada beberapa permasalahan yang membayangi penggalangan dana melalui IPO. Apa saja?

Penulis: Fitriana Monica Sari

BEI Bakal Perketat Seleksi Perusahaan IPO
BEI Bakal Perketat Seleksi Perusahaan IPO
Karyawan melihat layar pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha

JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meningkatkan target penghimpunan dana melalui pasar modal pada 2024 lewat penawaran umum perdana saham (IPO). 

"Dari Rp200 triliun di tahun 2023, kita tingkatkan menjadi Rp230 triliun di 2024. Dan kemungkinan kita akan tingkatkan lagi karena sedang dalam proses ke OJK juga," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (21/3). 

Bursa mencatat penghimpunan dana di pasar modal pada 2023 berhasil mencapai Rp247,06 triliun. Ada sebanyak 79 emiten yang melantai dengan nilai penggalangan dana yang dihimpun sebesar Rp54,14 triliun.

Kendati demikian, dalam kurun waktu setahun belakang, pasar modal dibayangi dengan risiko kinerja buruk saham IPO. 

Menanggapi hal tersebut, Nyoman tak menampik ada beberapa permasalahan yang membayangi penggalangan dana melalui IPO. Mulai dari volatilitas transaksi, penurunan harga, hingga permasalahan operasional perusahaan tercatat. 

"Kita mengetahui beberapa hal yang menjadi isu. Yang pertama adalah volatilitas transaksi, jadi baru tercatat terjadi volatilitas transaksi. Kemudian kedua, baru tercatat, harganya turun. Selanjutnya kami juga telah melakukan refleksi bahwa selain volatilitas transaksi, kita juga melihat ada beberapa perusahaan yang mengalami dari sisi operasional, belum lama tercatat sudah mengalami permasalahan dari operasional," jelas dia.

Baca Juga: BEI: 19 Perusahaan Antre IPO, Dominasi Sektor Industri

Menurut Nyoman, Bursa selalu melakukan introspeksi dan refleksi atas apa yang sudah dicapai, dan juga mengumpulkan feedback dari pasar. 

Pihaknya pun telah merumuskan beberapa strategi agar menjaga kualitas emiten baru pada 2024. 

"Hal yang kami lakukan pertama adalah terkait volatilitas, tentu kita akan menyempurnakan peraturan terkait penjatahan karena volatilitas bisa saja terkait dengan alokasi," ungkapnya. 

Kemudian, sambung dia, yang kedua terkait dengan free float. Pihaknya akan meningkatkan jumlah free float yang riil free float, sehingga nantinya yang beredar di publik benar-benar yang siap ditransaksikan. 

"Kami tentu akan melihat juga kebutuhan greenshoe regulation untuk yang IPO. Ini juga akan membantu dari sisi stabilitas pasar," imbuh dia. 

Peningkatan Kualitas Perusahaan Tercatat 
Bursa juga berfokus pada peningkatan kualitas perusahaan tercatat. Pasalnya, Bursa melihat bahwa beberapa perusahaan memiliki permasalahan karena sizing, terutama untuk yang small medium enterprise.

Untuk itu, Bursa akan tingkatkan kualitas perusahaan tercatat salah satunya melalui penguatan tes keuangan (financial test). 

"Dari sisi kualitas financial test-nya, kami akan tingkatkan. Jadi dengan demikian, yang relatif financial test-nya akan lebih tinggi bar-nya, akan kami pertimbangkan," katanya. 

Selain itu, dukungan good corporate governance (GCG) oleh sponsor selama tahun pertama. 

"Kita juga sedang membahas ketentuan mengenai sponsor, yang bisa men-support dari sisi GCG satu tahun pertama dari sisi perseroan, itu juga akan meningkatkan kualitas," terang Nyoman.

Baca Juga: Ada 26 Perusahaan Antre IPO Pada 2024, Sektor Apa Saja?

Bursa pun turut meningkatkan kualitas dari underwriter dan profesi penunjang. Hal ini, menurut Nyoman, sudah dilakukan dengan melakukan capacity building baik kepada underwriter dan profesi penunjang. 

Harapannya, dapat membantu screening bursa dan regulator yang lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas perusahaan yang lebih baik.

Sebelumnya, Bursa sudah menargetkan perusahaan beraset skala besar sebagai lighthouse company atau mercusuar tiap tahunnya.

Adapun, lighthouse company ini memiliki beberapa karakteristik. Pertama, market capitalization (market cap) minimal Rp3 triliun. Kedua dari sisi free float 15% minimal. 

"Ini menjadi bagian dari upaya kami untuk meningkatkan, bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas yang akan kita kedepankan. Mungkin holistik seperti itu yg akan kami lakukan, dan sudah dalam proses," pungkas Nyoman.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar