c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

05 Maret 2024

09:10 WIB

Begini Bocoran Target Lifting Minyak dan Gas 2025

Target lifting minyak 2025 lebih rendah dibandingkan tahun ini, sementara target lifting gas dipatok lebih tinggi.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Begini Bocoran Target Lifting Minyak dan Gas 2025
Begini Bocoran Target Lifting Minyak dan Gas 2025
Ilustrasi pengeboran minyak bumi. Shutterstock/dok

JAKARTA - Deputi Bidang Ekonomi PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menjabarkan, pemerintah menargetkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun depan berada dalam rentang US$75-85/barel. Hal ini tertuang pada draf KEM-PPKF 2025 yang masih digodok pemerintah.

Selain itu, target lifting minyak dan gas, masing-masing sebesar 583-605 ribu barel per hari (BPOD) dan 1.000-1.045 ribu barel setara minyak per hari (BSMPH). 

“(Besaran target) Itu kan asumsi, nanti dibahas di DPR asumsinya. Itu usulan pemerintah,” katanya ditemui usai Sosialisasi dan Peresmian Data Indeks Desa, Jakarta, Senin (4/3). 

Sementara ini, APBN Februari 2023 mencatat, harga minyak mentah Indonesia sebesar US$77,12/barel (end of period/ytd). Adapun asumsi ICP tahun ini sebesar US$82/barel.

Baca Juga: DEN Akui Target Lifting Minyak Sulit Dicapai

Kemudian, pada saat yang sama, realisasi lifting minyak sebesar 532,2 ribu barel per hari (BPOD). Adapun asumsi lifting minyak pada tahun ini ditetapkan sebesar 635 ribu barel per hari (BPOD).

Selanjutnya, realisasi lifting gas sebesar 910,9 ribu barel setara minyak per hari (BSMPH). Adapun asumsi lifting gas pada APBN 2024 ditetapkan sebesar 1.033 ribu barel setara minyak per hari (BSMPH).

Amalia juga menginformasikan, inflasi tahun depan diasumsikan sebesar 2,5±1%; nilai tukar berkisar 15.000 sampai 15.400 per dolar AS; dan pertumbuhan ekonomi bergerak naik ke level 5,3-5,6%.

Dirinya menekankan, target makroekonomi sebesar itu ditempuh untuk persiapan fondasi transformasi ekonomi Indonesia ke depan. Tema Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) juga berbunyi ‘Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif dan Berkelanjutan’. 

“Pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan itu, harus dikontribusikan oleh bukan hanya pemerintah, tapi seluruh stakeholders. Peran pemerintah adalah memfasilitasi dan memberikan stimulus, tapi sebenarnya yang jadi aktor juga adalah non-pemerintah,” ucapnya. 

Pemerintah juga berharap, pertumbuhan ekonomi nasional 2025 lebih cepat dibandingkan capaian yang terjadi pada 2024 maupun 2023. “Kita harus tumbuh lebih cepat, untuk menyiapkan fondasi transformasi (ekonomi) untuk lima tahun ke depan,” bebernya. 

Baca Juga: Lifting Migas 2023 Merosot Dari Target, Ini Sebabnya

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan draf rancangan awal Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 kepada presiden. Dokumen tersebut diserahkannya dalam agenda Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (26/2).

Secara khusus, Sri mengemukakan, KEM PPKF dan RAPBN 2025 disiapkan dalam periode transisi ke Pemerintahan Baru hasil Pemilu 2024. 

“Sesuai mandat UU Keuangan Negara, Menteri Keuangan menyusun KEM-PPKF sebagai landasan awal penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPBN) tahun depan (2025),” kata Sri, Selasa (27/2).

Dalam KEM-PPKF, bendahara negara merinci, terdapat proyeksi kondisi dinamika dan tantangan ekonomi global. Seperti kenaikan suku bunga global (higher for longer) yang memengaruhi arus modal, nilai tukar dan biaya pendanaan (cost of fund). 

Begitu juga, tantangan lain soal kondisi geopolitik dan proteksionisme serta tren teknologi digital, perubahan iklim dan penuaan penduduk (aging population) di berbagai negara maju.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar