14 Januari 2025
17:24 WIB
Susu Untuk Program MBG Tunggu Impor Sapi
Pasokan susu selama ini masih mengandalkan impor. Karena itu, Program MBG menggunakan sumber protein dulu, sembari menunggu impor sapi hidup untuk mendongkrak produksi susu.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Fin Harini
Pekerja membawa susu usai memerah dari seekor sapi di J'rami Farm, Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis atau MBG di sejumlah daerah tidak menyertakan susu. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan, pasokan susu dalam negeri selama ini masih mengandalkan impor.
"Susu itu kan sebetulnya maunya Presiden (Prabowo Subianto) semua dikasih susu, cuma susu masih impor semua. Kalau masih impor, kita substitusi dulu sumber protein lain dulu, sembari kita datangkan sapi hidup supaya bisa produksi dalam negeri," ujarnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1).
Indonesia, sambung Sudaryono, bakal mengimpor 2 juta sapi secara bertahap sepanjang 2025-2029. Langkah itu merupakan upaya menjaga ketahanan pangan nasional sekaligus menopang program MBG.
Baca Juga: Kementan Minta Badan Gizi Nasional Tak Paksakan Protein MBG dari Susu Sapi
Sebanyak 2 juta sapi yang akan diimpor pada 2025-2029 itu terdiri atas 1 juta sapi perah dan 1 juta sapi pedaging. Kedua jenis sapi itu juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan reguler susu dan daging.
"Kita harap di 2025 ini masuk 200 ribu (sapi) sampai akhir tahun. Ini kebut semua urusan lahan peternaknya di mana," tandasnya.
Pemerintah juga membuka ruang bagi investor untuk mendatangkan sapi indukan dan memperbanyak jumlahnya di dalam negeri. Investasi di sektor peternakan sapi itu diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia
Sudaryono menyebut banyak perusahaan yang ingin berinvestasi membangun pabrik berikut sapinya. Setidaknya, sejauh ini sudah ada 160 perusahaan yang berkomitmen berinvestasi.
"Ada 160 berapa ya yang sudah komitmen dari dalam negeri dan luar negeri. Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Orang boleh dong bikin pabrik apa di Indonesia ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," ungkapnya.
Secara terpisah, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati mengatakan, pemerintah memastikan menu makanan yang dibagikan dalam program MBG mengacu pada angka kecukupan gizi. Komposisi makanan yang diberikan telah memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang.
Adita menuturkan, program MBG akan terus dievaluasi secara berkala. Hal ini untuk memastikan agar salah satu program unggulan Presiden Prabowo berdampak terhadap kualitas generasi muda.
Baca Juga: Pemerintah Bereskan Izin Investasi Sapi Dan Susu Untuk Makan Bergizi Gratis
Sebelumnya, Dewan Persusuan Nasional mengonfirmasi, kondisi produksi susu sapi segar di dalam negeri yang jauh di bawah kebutuhan nasional sudah berlangsung lama.
Bahkan, produksi susu segar pun relatif stagnan dalam kurun 20 tahun terakhir, sehingga bisa dikatakan produktivitas susu sapi segar dalam kondisi 'lampu merah'.
Adapun produksi susu segar dalam negeri saat ini hanya mampu menopang 20% kebutuhan susu nasional. Itu pun terjadi di tengah konsumsi susu per kapita per tahun yang masih sangat rendah. Bahkan, konsumsi susu warga Indonesia merupakan yang terendah di antara negara ASEAN.