c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Mei 2025

13:45 WIB

Bappenas: RI Butuh Investasi Rp8.297,8 Triliun Di Tahun 2026

Investasi senilai Rp8.297 triliun dibutuhkan guna melancarkan pembangunan dan mengejar target pertumbuhan ekonomi 6,3% di tahun 2026.

Penulis: Siti Nur Arifa

<p id="isPasted">Bappenas: RI Butuh Investasi Rp8.297,8 Triliun Di Tahun 2026</p>
<p id="isPasted">Bappenas: RI Butuh Investasi Rp8.297,8 Triliun Di Tahun 2026</p>

Ilustrasi investasi. Sejumlah pekerja perempuan merangkai kabel bodi mobil di PT Surabaya Autocomp Indonesia, yang merupakan perusahaan asing di Ngoro Industrial Park-1 (NIP-1), Mojokerto, Jumat (21/10). Foto Antara/Eric Ireng

JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dalam rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 memproyeksikan Indonesia membutuhkan investasi mencapai Rp8.297,8 triliun pada tahun 2026.

Adapun angka tersebut dibutuhkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,8-6,3% pada tahun yang sama.

"Kita ingin mencapai target pertumbuhan, tentu saja ada kebutuhan investasi. Kami di Bappenas menghitung adanya kebutuhan sebesar Rp8.297,8 triliun untuk tahun 2026," ujar Deputi Perencanaan Makro Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Eka Chandra Buana, dalam Forum Komunikasi Publik penyusunan RKP tahun 2026, Selasa (6/5).

Mendetail, kontribusi terhadap kebutuhan investasi tahun 2026 paling besar berasal dari investasi masyarakat dan swasta yang mencapai Rp7.467,1 triliun atau sekitar 89,99% dari seluruh kebutuhan investasi.

Baca Juga: Sinyal Positif! Realisasi Investasi Hilirisasi Kuartal I/2025 Melesat 79,82%

Selanjutnya, BUMN diharapkan dapat memenuhi kebutuhan investasi senilai Rp480,8 triliun atau sekitar 5,79% bagian. Sementara itu, investasi pemerintah menyumbang porsi paling kecil yakni Rp349,9 triliun atau sekitar 4,22%.

Dengan terbatasnya investasi pemerintah, Bappenas menilai investasi BUMN dan swasta menjadi hal penting.

Sebab itu, Chandra mengungkap penting bagi pemerintah untuk menjalin kolaborasi dengan para pelaku usaha. Hal ini agar mereka dapat berinvestasi dengan tenang dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Sehingga kami meminta tolong sampaikan apabila ada masukan-masukan terkait dengan aturan-aturan mana yang menghambat atau membelenggu keinginan pelaku usaha untuk berinvestasi di Indonesia," kata Chandra.

Pembentukan Danantara juga menjadi salah satu upaya untuk mendorong peningkatan investasi terhadap PDB dan pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, pemerintah mendorong agar sektor investasi dari sisi pengeluaran dapat tumbuh hingga 7,2% guna menggenjot pertumbuhan ekonomi di 2026.

"Investasi harus kita siapkan tumbuh tinggi, karena itu kita juga kenapa Danantara dibentuk, kenapa kita harus menderegulasi aturan-aturan yang menghambat investasi karena kita ingin mencapai pertumbuhan 6,2%-7,2% untuk investasi," imbuhnya.

Target Investasi Berbagai Daerah
Terkait penggunaan dana investasi yang dibutuhkan, Chandra mengungkap Bappenas juga telah merancang sasaran dan tema pembangunan wilayah RKP pada 2026 di berbagai daerah, dengan masing-masing laju pertumbuhan ekonomi dan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

"Membangun Indonesia tidak bisa one size fits all, harus ada tema pembangunan di dalam kawasan-kawasan tersebut. Misalnya Sumatra akan kita arahkan sebagai mata rantai utama bio-industri dan kemaritiman berdaya saing dan berkelanjutan. Jawa megapolis yang unggul, inovatif, inklusif, terintegrasi, berkelanjutan, dan lain-lain," urainya.

Dia menambahkan, Kalimantan akan dibangun sebagai Superhub Ekonomi Nusantara dengan target laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-6,7%, dan kontribusi PDRB mencapai 8,3%.

Baca Juga: Industri Logam Masih Jadi Primadona Investasi Terbesar Kuartal I/2025

Selanjutnya Sulawesi, akan dibangun menjadi penunjang Superhub Ekonomi Nusantara dan Industri berbasis SDA, dengan target laju pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,9%-7,8% dan kontribusi PDRB sebesar 7,5%.

Sementara itu, Maluku juga akan dibangun sebagai Hub Kemaritiman Wilayah Timur Indonesia, dengan target laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di kisaran 9,8%-11%, dan kontribusi PDRB sebesar 0,8%.

Tak ketinggalan Papua, akan dilakukan percepatan pembangunan wilayah menuju Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif dengan target laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7-7,6% dan kontribusi PDRB di kisaran 2%.

"Dengan gambaran tersebut kita harapkan kue pembangunan lambat laun akan menjadi merata baik kawasan Indonesia Barat maupun kawasan Indonesia Timur," pungkas Chandra.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar