26 September 2023
11:47 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menyampaikan, sepanjang 2023, Indonesia telah mengimpor beras lebih dari 2 juta ton. Secara rinci beras tersebut berupa 400 ribu ton beras khusus, 300 ribu ton beras carry over tahun 2022, dan 2 juta ton beras impor periode 2023.
Sebagai informasi, beras khusus adalah beras yang tidak ditanam di Indonesia yang biasanya digunakan untuk kebutuhan hotel, restoran, hingga pengusaha katering. Biasanya beras jenis ini akan dijual dengan harga beras medium meskipun memiliki kualitas beras premium.
Beras khusus juga bisa digunakan sebagai CBP jika terjadi kelangkaan pasokan beras medium untuk menstabilkan harga yang mulai naik di level pengecer dan konsumen.
Baca Juga: Produksi Beras Stagnan, Diversifikasi Pangan Jadi Tantangan
Keputusan impor, menurut Arief, merupakan pilihan akhir saat stok beras dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan. Impor beras dilakukan sesuai arahan Presiden Jokowi yang kemudian dilanjutkan perumusan impor oleh Bapanas, dan importasi dilakukan oleh Perum Bulog.
"Jadi yang harus jadi pokok kita itu bukan importasinya tetapi produksinya dibenerin," tutur Arief kepada Validnews, Selasa (26/9).
Arief menyayangkan besaran impor beras yang terjadi saat ini. Dia meminta agar produksi beras dalam negeri yang ditingkatkan. Sejalan meningkatnya produksi beras dalam negeri dan mampu memenuhi CBP, maka jumlah impor akan berkurang.
"Nomor satu yang penting itu CBP dari produksi dalam negeri. Impor adalah pilihan pahit yang harus dilakukan. Nanti kalau saya bilang (impor) nanti salah. Dibilangnya saya pro impor," ungkapnya.
Meski impor beras mudah dilakukan, ini kata Arief akan merugikan banyak rantai produksi beras di dalam negeri. Kerugian mulai dari petani yang tidak memperoleh Gabah Kering Panen (GKP) hingga perusahaan penggiling padi yang terpaksa tutup.
"Pak Presiden kan melihatnya kalau harus dilakukan (impor) ya dilakukan. Beliau tidak sungkan-sungkan. Kalau perlu melakukan impor ya importasi. Beliau yang menyetujui 2 juta loh, itu artinya beliau sudah paham (kondisi produksi beras dalam negeri)," jelas Arief.
Baca Juga: Bersiap Hadapi El Nino, Bapanas Impor Beras 2 Juta Ton
Kemudian untuk kekurangan impor beras periode 2023 sebanyak 400 ribu ton, disebutkan Arief paling lambat akan masuk pada November 2023. Saat ini, pasokan beras dari berbagai negara tersebut sudah diamankan, sehingga tinggal menunggu waktu didatangkan ke Indonesia.
Selanjutnya berkaitan dengan rencana impor beras lagi sebanyak 1 juta ton untuk CBP tahun 2024, Arief mengaku saat ini Presiden membuka kesempatan negara mana saja yang bersedia memasok beras tersebut, termasuk China.
"Jadi KTT kemarin semua pemimpin negara dimintain tolong sama Pak Jokowi untuk beras 1 juta ton itu. Semua diajak ngobrol termasuk pemimpin China. Impor beras 1 juta ton, kalau Pak Presiden perintahkan, kita langsung jajakin. Begitu deal, udah langsung aja kita ambil sejuta. Enggak usah pusing. Tapi, masuknya bertahap," tutur dia.