c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

28 April 2023

12:58 WIB

Bersiap Hadapi El Nino, Bapanas Impor Beras 2 Juta Ton

Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan mengimpor beras 2 juta ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

Penulis: Sakti Wibawa

Editor: Fin Harini

Bersiap Hadapi El Nino, Bapanas Impor Beras 2 Juta Ton
Bersiap Hadapi El Nino, Bapanas Impor Beras 2 Juta Ton
Ilustrasi. Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupa ten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Antara Foto/Ampelsa

JAKARTA - Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengungkapkan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan mengimpor 2 juta ton beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

"Impor itu memang jadi alternatif terakhir, tatkala pemerintah tidak memiliki cadangan pangan karena tidak bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri," katanya melalui keterangan resminya, Kamis (28/4) malam.

Dirinya melanjutkan, langkah impor beras sebanyak 2 juta ton tersebut juga guna mengantisipasi El Nino yang diprediksi melanda Juni mendatang.

Beras yang diimpor tersebut masuk secara bertahap, yakn 500 ribu ton terlebih dahulu, sembari menyerap panen dari dalam negeri.

"Masa panen dalam negeri sendiri sampai dengan Mei ini, Bapanas dengan Kementerian Pertanian sama, bahwa produksi nasional mencukupi untuk konsumsi dalam negeri. Bahkan, produksi nasional sendiri surplus sekitar 1,3 juta ton tahun ini,” paparnya.

Namun, surplus beras tersebut akan defisit jika ditambah kebutuhan untuk Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) atau Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang harus ada di Perum Bulog yaitu sebesar 2,4 juta ton pada 2023.

“Tapi kita tidak memasukkan cadangan pangan sebesar 2,4 juta ton di situ. Maka produksi nasional akan kurang, meski ada carry over tahun sebelumnya 1,8 juta ton,” jelasnya.

Kesulitan Menyerap Beras
Pada tahun ini, Bulog kesulitan untuk menyerap beras dalam negeri untuk CBP lantaran harganya yang tinggi, yakni di atas Rp5.500 per kilogram untuk gabah kering giling. Padahal, dalam ketentuannya, floor price Bulog Rp5.000 per kg.

Per 17 April, Bulog menyerap beras kurang dari 200.000 ton dari petani, sedangkan BUMN pangan itu ditargetkan menyerap beras hingga 70% saat musim panen ini dari total target 2 juta ton hingga akhir tahun.

Menurut Ketut, kondisi di lapangan saat ini stok di penggilingan sudah menipis sehingga membuat pengusaha beras menengah-besar menaikkan harga.

“Jadi kondisi stok penggilingan pun setelah kita berdiskusi dengan mereka, sedang menipis. Maka ketika panen 2023 kejadianlah mereka berebut. Kejadian juga ada teman-teman pengusaha yang menjadi price maker sehingga mereka memasang di angka yang cukup tinggi gabahnya oleh penggilingan menengah-besar,” tutur Ketut.

Lebih lanjut, Ketut mengungkapkan mendesaknya importasi beras tahun ini juga dikarenakan adanya perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Bapanas untuk melakukan penyaluran bantuan sosial (bansos) beras 10 kg untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama tiga bulan, Maret-Mei dan diperpanjang dari Juni hingga Agustus.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar