28 Agustus 2023
16:41 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemberian bantuan pangan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan dipercepat menjadi September, dari jadwal semula pada Oktober. Langkah ini untuk menjaga stabilisasi harga.
“Apabila hari ini memang gabah kering panen itu kurang, kita akan lakukan intervensi lebih awal. Jadi nanti dalam waktu dekat Pak Dirut Bulog, saya, dan beberapa menteri terkait pasti akan melakukan atau meminta untuk rapat terbatas dari Presiden supaya dimajukan,” kata Kepala Bapanas Arief usai usai meninjau harga beras di Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8), dilansir dari Antara.
Arief menyampaikan total beras yang dibutuhkan untuk bantuan pangan beras kepada 21,353 juta KPM adalah 640 ribu ton. Bulog telah mempunyai stok cadangan pangan yang cukup untuk menjalankan rencana tersebut.
“Kalau cadangan kita 1,6 juta ton berarti kita masih punya 1,2 juta ton. Masuk lagi 400 ribu ton berarti nanti akan punya 1,6 lagi. Jadi kita selalu top up ya, stok Bulog itu kita naikkan stok levelnya,” ucapnya.
Baca Juga: Mendagri Sebut Beras Mahal Karena Pasokan Kurang
Wacana mempercepat penyaluran bantuan pangan tersebut, disebut Arief, lantaran harga beras akhir-akhir ini kembali naik. Di luar pengaruh El Nino, produksi beras pada semester II memang lebih sedikit dibandingkan semester I. Sehingga, cadangan beras yang dimiliki pemerintah perlu digelontorkan guna menjaga stabilisasi harga di masyarakat.
“Jadi semester II sudah pasti (produksi) turun. Kemudian ada beberapa isu seperti El Nino dan lain-lain, itu dampaknya akan 3 bulan ke depan, kecuali daerah-daerah irigasi teknis atau daerah-daerah yang punya water reservoir itu masih bisa menampung,” jelasnya.
Adapun penyaluran bantuan beras pangan semulanya dijadwalkan disalurkan pada Oktober, November dan Desember mendatang sesuai hasil keputusan Ratas tentang Peningkatan Produksi dan Hilirisasi Produk Pangan pada 10 Juli 2023.
Penyaluran bantuan beras tersebut merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada 21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640 ribu ton yang telah rampung dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pada bulan Maret, April, dan Juni 2023.
Intervensi Harga
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso usai memantau harga beras di Pasar Klender bersama Kepala Bapanas, menyebut harga beras cukup mahal.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), per 25 Agustus 2023, harga beras di semua kelas naik dibandingkan minggu sebelumnya. Harga beras kualitas super I dan II per kg masing-masing menjadi Rp15.050 dan Rp14.500, naik dari Rp14.900 dan Rp14.350 pada 18 Agustus.
Lalu, harga beras medium I naik menjadi Rp13.750 dari Rp13.650, dan medium II naik dari 13.350 menjadi Rp13.550. Sedangkan, untuk beras kualitas bawah I naik menjadi Rp12.600 dari Rp12.500, dan kualitas bawah II naik menjadi Rp12.250 dari sebelumnya Rp12.100.
Per Senin (28/8), harga beras kembali meningkat. Harga beras kualitas super I dihargapi Rp15.150 per kg, lalu kualitas super II Rp14.600. Di kelas medium, harga beras medium I sebesar Rp13.850 dan medium II Rp13.600. Sementara, kelas bawah naik menjadi Rp12.650 untuk kualitas bawah I dan Rp12.250 untuk kualitas bawah II.
“Kita lihat sendiri harga beras memang tinggi cukup mahal tapi ada pilihan sekarang kita sudah menyiapkan, sebenarnya sudah lama kita siapkan. Sekarang masyarakat bisa dapat beras dari Bulog, beras SPHP ada di seluruh pasar,” kata Buwas.
Ia mengatakan Gerakan SIGAP SPHP atau Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) akan serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia mulai 28 Agustus 2023 dan dipastikan beras SPHP akan membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan juga tersedia di retail-retail modern.
“Penyaluran beras SPHP yang sudah berjalan mulai awal tahun ini akan dimasifkan melalui para pedagang pengecer, untuk itu kami perlu lihat langsung dan memastikan program ini berjalan tepat sasaran,” ucapnya.
Baca Juga: Temui Asosiasi Eksportir Beras India, Mendag Amankan Akses Beras
Budi Waseso menyampaikan Bulog telah menguasai stok beras sebanyak 1,6 juta ton untuk menjaga kebutuhan dan stabilisasi beras. Sejak awal tahun, Bulog telah menggelontorkan 723 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa Gerakan SIGAP SPHP ini harus berjalan lancar sepanjang tahun.
“Kami pantau secara terus menerus situasi sekarang ini dan dengan kekuatan stok cadangan beras pemerintah yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka kami yakinkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena Bulog memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun," katanya.
Sementara itu, Arief Prestyo Adi mengatakan Bulog sudah melakukan intervensi stabilisasi harga beras yang sangat baik di semester pertama dan berlanjut di semester kedua tahun ini.
"Kita patut memberikan apresiasi kepada Bulog yang sudah mempersiapkan stok cadangan beras pemerintah dengan baik sehingga dapat mengantisipasi dampak El Nino dan juga mempersiapkan keamanan stok dalam menghadapi pemilu awal tahun depan" kata Arief.
Adapun salah satu pedagang beras SPHP di Pasar Klender Iding mengaku beras yang dijual dengan harga Rp47.000 per kemasan dengan berat 5 kg semakin banyak diminati masyarakat seiring meningkatnya harga beras medium maupun premium di pasaran.
Ia mengaku bisa menjual 60-100 kemasan per hari dengan pembatasan pembelian maksimal 2 kemasan per konsumen.
“Sekarang sudah pada tau (beras SPHP) jadi lebih banyak yang beli. Kualitasnya juga bagus, dilihat dari tekstur, dari visual,” ungkapnya.