c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 Agustus 2023

17:59 WIB

Temui Asosiasi Eksportir Beras India, Mendag Amankan Akses Beras

Asosiasi Eksportir Beras India (TREACG) diharapkan untuk berdiskusi lebih intensif dengan Pemerintah India, khususnya dalam kebijakan larangan ekspor beras non basmati.

Editor: Fin Harini

Temui Asosiasi Eksportir Beras India, Mendag Amankan Akses Beras
Temui Asosiasi Eksportir Beras India, Mendag Amankan Akses Beras
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bertemu Asosiasi Eksportir Besar India (The Rice Exporters Association CG/TREACG). Kemendag/Dok

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) membahas kerja sama pangan bersama Asosiasi Eksportir Besar India (The Rice Exporters Association CG/TREACG). Langkah ini untuk menjaga stabilitas ketersediaan pangan nasional terutama dalam mengantisipasi kemarau panjang.

Pertemuan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dengan TREACG untuk membahas kerja sama pangan secara business to business (B to B) guna menyiapkan akses pasar beras yang lebih luas dari India.

"Saya mendorong TREACG untuk terus meningkatkan kerja sama pangan dengan Indonesia, dengan melanjutkan komunikasinya dengan Bulog untuk penyiapan akses pasar beras yang lebih luas dari India, secara B to B," ujar Zulkifli melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (26/8).

Zulkifli juga meminta TREACG untuk dapat terus berkoordinasi dengan pelaku usaha beras Indonesia.

Lebih lanjut, TREACG diharapkan untuk berdiskusi lebih intensif dengan Pemerintah India, khususnya dalam kebijakan larangan ekspor beras non basmati.

Menurutnya, kebijakan tersebut tidak sesuai dengan komitmen India sebagai salah satu sumber utama untuk ketahanan pangan dunia, khususnya beras.

Pertemuan yang dilakukan disela Pertemuan Perdagangan dan Investasi G20 (Trade And Investment Ministers' Meeting/TIMM) yang berlangsung pada 24-25 Agustus 2023 ini, Mendag didampingi oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara K Hasibuan.

Pertemuan Bilateral Dengan Jepang
Di sela pertemuan tersebut, Zulkifli Hasan juga bertemu Menteri Luar Negeri Jepang Yamada Kenji, Jumat (25/8). Indonesia meminta Jepang segera mengeliminasi tarif bagi empat pos tarif tuna kaleng Indonesia sebagai bagian dari Protokol Perubahan Perjanjian Kemitraan Ekonomi antara Indonesia dan Jepang (Indonesia—Japan Economic Partnership Agreement/IJEPA).

“Jepang sudah memberikan eliminasi tarif untuk pos tarif tuna kaleng Filipina, Thailand, dan Vietnam. Eliminasi tarif untuk empat pos tarif tuna kaleng merupakan syarat mutlak bagi Indonesia untuk penyelesaian perundingan Protokol Perubahan IJEPA,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Lebih lanjut, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, peringatan 50 tahun ASEAN—Jepang harus dimanfaatkan kedua pihak untuk memaksimalkan hubungan antara Jepang dan negara-negara anggota ASEAN. Oleh karena itu, momentum ini menjadi kesempatan yang bagus bagi Indonesia dan Jepang untuk segera menyelesaikan perundingan tersebut.

“Saya optimistis kedua negara dapat mengumumkan penyelesaian substansi perundingan Protokol Perubahan IJEPA di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada September 2023 di Jakarta. Saya juga optimistis Indonesia dan Jepang dapat menandatangani protokol dimaksud pada KTT Peringatan 50 tahun ASEAN–Jepang pada Desember 2023 di Tokyo, Jepang,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Di sisi lain, Menteri Yamada Kenji dalam pertemuan bilateral tersebut menyampaikan harapan Jepang agar Indonesia dapat menyukseskan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-13 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Jepang berharap Indonesia sukses dalam pertemuan tersebut. Jepang juga berharap Indonesia dapat mendukung keanggotaan penuh Timor-Leste ke WTO,” kata Menteri Yamada Kenji.

Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan.

Sekilas Perdagangan Indonesia—Jepang
 
Total perdagangan Indonesia dengan Jepang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode Januari—Mei 2023, total perdagangan Indonesia dengan Jepang tercatat sebesar US$16,3 miliar. Ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$9,4 miliar dan impor Indonesia dari Jepang US$6,8 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar US$2,5 miliar.

Sementara itu, pada 2022 total perdagangan Indonesia mencapai US$42,0 miliar atau naik 29,2% dibanding 2021. Ekspor Indonesia ke Jepang tercatat sebesar US$24,8 miliar dan merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir (2018—2022). Di sisi lain, impor Indonesia dari Jepang sebesar US$17,1 miliar. Indonesia mencatatkan surplus terhadap Jepang sebesar US$7,6 miliar.

Dalam lima tahun terakhir (2018—2022), tren total perdagangan kedua negara tumbuh sebesar 2,61%. Indonesia pun terus menikmati surplus perdagangan terhadap Jepang dalam periode lima tahun tersebut.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang antara lain sirkuit elektronik terpadu; gas petroleum dan gas hidrokarbon lainnya; kawat diisolasi, kabel, dan konduktor listrik; perangkat telepon dan ponsel pintar; dan bagian dan aksesori kendaraan bermotor. Komoditas impor utama Indonesia dari Jepang antara lain sirkuit elektronik terpadu; bagian dan aksesori kendaraan bermotor; produk canai lantaian dari besi atau baja bukan paduan; peralatan semikonduktor; dan aparatus listrik


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar