c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

30 Januari 2024

17:48 WIB

Bapanas Minta Bulog Segera Impor Kedelai

Bapanas menyebutkan impor kedelai harus jadi perhatian bersama dan menetapkan target kedelai untuk Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) 2024 minimal 100 ribu ton.

Penulis: Erlinda Puspita

Bapanas Minta Bulog Segera Impor Kedelai
Bapanas Minta Bulog Segera Impor Kedelai
Pekerja mengolah kedelai untuk dijadikan tempe di industri tempe rumahan, Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan jika kebutuhan kedelai dalam negeri yang dominan masih harus dipenuhi dari luar atau impor. Ia menilai, ketersediaan pasokan kedelai harus terpenuhi untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri.

"Karena ini terkait ketersediaan pangan, maka concern utama kita adalah pasokan kedelai terpenuhi sehingga stabilitas pasokan dan harganya terjaga. Ini yang kita upayakan sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, dan tentunya butuh sinergitas kita semua untuk mewujudkan hal tersebut," ujar Arief, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (30/1).

Berdasarkan neraca pangan nasional, pada 2022 total produksi kedelai dalam negeri mencapai 301 ribu ton, sedangkan total kebutuhan nasional mencapai 2,8 juta ton. Ini artinya, kebutuhan kedelai dalam negeri masih defisit sekitar 2,5 juta ton, sehingga harus dipenuhi melalui importasi kedelai.

Selain itu, Bapanas juga telah menetapkan target jumlah Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk kedelai periode 2024 sebesar minimal 100 ribu ton, dengan jumlah minimal stok di akhir tahun 2024 sebesar 20 ribu ton.

Baca Juga: Di Tengah Kenaikan Harga, Bapanas Sebut Stok Kedelai Cukup

Arief menambahkan, pihaknya dan pemerintah memastikan jika arus importasi kedelai bisa segera masuk. Sehingga, kelangkaan di pasaran dapat diantisipasi.

“Keterlambatan kedatangan kedelai ini kan dipengaruhi oleh situasi geopolitik yang terjadi, sehingga mengganggu kelancaran logistik internasional. Namun ini terus kita dorong untuk segera masuk, sehingga ketersediaannya stabil,” jelasnya.

Kepala Bapanas ini juga meminta agar Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) bisa memastikan kebutuhan per daerah secara detail, sehingga Bulog bisa berperan sebagai penyedia. 

Sementara itu, untuk sisi pembiayaan, Arief juga mendorong keterlibatan sektor perbankan dengan menggunakan model Supply Chain Financing (SCF).

"Yang perlu kita dudukkan adalah berapa kuantitas kebutuhan kedelai untuk para pengrajin tahu dan tempe per daerah sehingga kita bisa ketahui secara nasional berapa per bulan kebutuhannya. Jadi harus didetailkan, dengan begitu kita minta Bulog untuk memastikan pengadaannya terpenuhi,"  kata Arief.

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Gapkoptindo: Please Pemerintah, Siapkan Cadangan

Jika kebutuhan kedelai tersebut sudah terpenuhi, selanjutnya Arief meminta agar Koperasi Tahu dan Tempe (Kopti) dan para pengrajin berkomitmen untuk membeli kedelai sesuai Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang telah ditetapkan dalam Perbadan Nomor 11 Tahun 2022.

Beleid tersebut mengatur harga kedelai lokal di produsen sebesar Rp10.775 per kg dan di konsumen senilai Rp11.400, sedangkan untuk kedelai impor di konsumen ditetapkan sebesar Rp12.000 per kg.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal menyatakan jika pihaknya siap untuk berdiskusi membahas mekanisme pengadaan kedelai. 

Adapun pengadaan kedelai yang dimaksud, menurut Iqbal terdapat dua mekanisme, pertama melalui penugasan Bapanas kepada Bulog berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 125 Tahun 2022 maupun melalui mekanisme komersial yang diatur melalui regulasi di Kementerian BUMN.

Menyitir panel harga pangan Bapanas, harga kedelai biji kering (impor) per hari ini (30/1) masih mengalami kenaikan, yaitu di level Rp13.460 per kg. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar