23 Januari 2025
11:36 WIB
Bapanas: Dryer Faktor Kunci Kualitas Gabah Tinggi Di Panen Raya 2025
Pemerintah siap menjalankan tugas penting untuk menjaga harga Gabah Kering Panen (GKP) petani sebesar Rp6.500/kg. Alat pengering (dryer) pertanian jadi kunci untuk menyediakan GKP berkualitas.
Editor: Khairul Kahfi
Perum Bulog, Bapanas/NFA, Kementan, Kemendag, Kementerian BUMN, dan Kemenko Pangan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Terbatas, Jakarta, Rabu (22/1/2025). Dok Bapanas/NFA
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pemerintah siap menjalankan tugas penting untuk menjaga harga Gabah Kering Panen (GKP) petani sebesar Rp6.500/kg. Menurutnya, alat pengering (dryer) pertanian menjadi kunci untuk menyediakan GKP berkualitas.
Adapun penyediaan dryer untuk menjaga kualitas GKP sedang disiapkan oleh pihak penggilingan padi. Buat konteks, gabah berkualitas tinggi dapat meningkatkan harga jual.
"Ada tugas lebih penting, yakni jaga harga GKP di tingkat petani di level Rp6.500/kg. Harga petani harus dijaga. Untuk membuat beras yang bagus, berarti gabahnya juga harus baik. Di situ fungsi kita menyiapkan dryer (pengering). Sekarang lagi disiapkan bersama teman-teman penggiling padi," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (23/1).
Baca Juga: Tanpa Kecuali, Pemerintah Tegaskan Siap Beli Gabah Sesuai HPP Rp6.500/Kg
Berdasarkan data publikasi Potensi Pertanian Indonesia BPS September 2024, pemerintah pusat melalui Kementan pernah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) jenis vertical dryer padi dalam periode 2015-2018. Pada periode ini, Kementan menyalurkan vertical dryer sebanyak 165 unit.
Arief meyakini, pengoptimalisasian kembali bantuan dryer dapat semakin membantu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam proses pascapanen. Upaya ini dinilai dapat meningkatkan kemampuan (upscaling) gapoktan.
Saat ini, dia menginformasikan, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) tengah mendaftar gapoktan mana saja yang perlu diberikan bantuan kredit untuk dryer dengan bunga ringan.
"Supaya penggilingan kecil bisa naik kelas. Ini karena kalau gabah di Rp6.500 (per kg), kemudian dikeringkan, setornya Gabah Kering Giling (GKG) ke Bulog kan jadi Rp8.200 (per kg). Kalau bisa dinaikkan lagi jadi beras, bisa Rp12.000 (per kg). Jadi biar naik kelas petani kita, Nilai Tukar Petani (NTP) jadi bisa lebih baik juga, Gapoktan kita ya," urainya.
Selanjutnya, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk fokus serap hasil panen beras hingga 3 juta ton dalam menjaga kepentingan petani menjelang panen raya padi.
"Bulog diminta konsentrasi untuk serap 3 juta ton setara beras. Sebelumnya kan penugasannya 2,5 juta ton yang dikelola Bulog dan stok akhir tahun di 1,2 juta ton. Nah nanti disiapkan lagi penugasannya kalau sudah diputuskan dalam Ratas bersama Bapak Presiden," jelasnya.
Baca Juga: Sambut Panen Raya, Bulog Bakal Pinjam Gudang TNI, ID FOOD, Dan Kemendag
Dia menjelaskan, penugasan Bulog menyerap 3 juta ton beras dilakukan untuk mengantisipasi produksi panen yang meningkat, utamanya di semester pertama yang cukup dominan.
"Jadi enggak boleh kehilangan momentum panen raya. Paling baik, Bulog itu menyerap di semester pertama. Karena serapan Bulog di masa panen raya akan menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan tentu Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi baik," urainya.
Penyerapan Beras Historis
Secara historis, dalam realisasi pengadaan beras Bulog di 2024, dari total capaian 1,266 juta ton, sebanyak 727 ribu ton atau 57,4% diserap selama semester pertama. Puncak serap terjadi pada Mei 2024 dengan 393 ribu ton dan April 2024 di 224 ribu ton.
Sementara untuk 2025, proyeksi produksi beras bulanan akan memuncak pada Maret. Menurut BPS, angka produksi beras diestimasi dapat menyentuh hingga 5,20 juta ton. Sehingga eskalasi produksi beras pada panen raya harus disikapi dengan serapan maksimal oleh Bulog.
Sementara itu, Menko Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan, hasil Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) akan dibawa ke Ratas untuk mendapat persetujuan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah fokus memaksimalkan serapan beras saat panen raya melalui Bulog.
"Pemerintah sudah memutuskan, Bapak Presiden perintah agar Bulog membeli (GKP) dengan harga Rp6.500 (per kg). Itu segera. (Bulog) memang harus membeli sebanyak 3 juta ton, menyerap dalam bentuk beras, kalau gabah tentu lebih banyak lagi," terang Zulhas, Rabu (22/1).