24 Maret 2025
17:56 WIB
Banyak Diterpa Isu Negatif, IHSG Sempat Sentuh Level 5.967,19
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dikutip dari RTI ditutup di level 6.161,21 atau melemah 96,96 poin (1,55%).
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Pegawai melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Global (IHSG) di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Kamis (28/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dikutip dari RTI ditutup di level 6.161,21 atau melemah 96,96 poin (1,55%) pada perdagangan Senin (24/3). Sebanyak 134 saham naik, 500 turun dan 168 tidak berubah.
Sepanjang hari, IHSG bergerak di zona merah. Pada sesi pertama perdagangan hari ini, IHSG mengalami penurunan sebesar 143 poin atau 2,30% ke level 6.114. Bahkan, IHSG sempat menyentuh level terendah 5.967,19.
Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan sentimen ekternal dan internal membayangi pergerakan indeks IHSG.
Dari ekternal, Pilarmas melihat bursa regional Asia cenderung melemah, dipengaruhi tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Sehingga pasar bersiap menghadapi pemberlakuan tarif resiprokal AS pada 2 April mendatang,” tulisnya dalam pernyataan tertulis.
Terdapat harapan tarif yang dijadwalkan mulai berlaku awal April mungkin tidak seberat yang dikhawatirkan. Selain itu, akan ada fleksibilitas dalam penerapan tarif.
Baca Juga: Dibuka Merah, IHSG Diproyeksikan Melemah Hari Ini
Sementara Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menyerukan keterbukaan pasar yang lebih besar untuk melawan meningkatnya ketidakstabilan global di Forum Pembangunan Tiongkok di Beijing pada hari Minggu, yang dihadiri oleh Senator AS Steve Daines dan CEO Apple Tim Cook. Menteri Perdagangan AS berencana berbicara dengan China pekan ini.
PMI Manufaktur Au Jibun Jepang turun menjadi 48,3 pada Maret 2025 dari 49,0 pada bulan sebelumnya. Angka ini di bawah perkiraan pasar sebesar 49,2, menandai kontraksi bulan kesembilan berturut-turut.
Dari internal, Pilarmas melihat sejumlah sentimen masih membebani indeks IHSG pada pekan akhir jelang libur panjang Idulfitri.
“Pasar tampaknya merespon kondisi ekonomi dalam negeri di mana munculnya permasalahan pemutusan hubungan kerja dan daya beli rumah tangga yang lemah. Tentunya ini memberikan indikasi ekonomi dalam negeri sedang tidak baik,” jelasnya.
Selanjutnya aksi jual asing masih membebani indeks IHSG, berdasarkan rilis Bank Indonesia (BI) aliran modal asing sebesar Rp4,25 triliun keluar dari pasar keuangan lokal sepanjang 17-20 Maret 2025.
“Sehingga ini meningkatnya premi credit default swap (CDS) sebesar 88,51 bps, naik dibanding dengan 14 Maret 2025 sebesar 81,20 bps,” ungkapnya.
Lebih lanjut jelang libur panjang menyambut Idulfitri tentunya tidak terlepas adanya aksi jual yang dilakukan oleh investor. Hal ini seiring kebutuhan akan persiapan Lebaran.
“Pasar dikuatirkan akan terjadi krisis kepercayaan masyarakat akibat sikap pemerintah yang tidak pro rakyat, dimana aksi demontrasi terkait pengesahan UU TNI, dan kecemasan dari pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara),” tandasnya.
Kebijakan Danantara dan RUPST Himbara Tentukan Arah IHSG
Terpisah, Analis sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan, pengumuman terkait kebijakan-kebijakan strategis dari perusahaan- perusahaan besar dapat menjadi penentu arah IHSG dalam beberapa hari ke depan.
Adapun, perusahaan besar yang dimaksud yaitu BPI anantara dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang akan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
"Jika kebijakan yang diumumkan tidak sesuai dengan harapan pasar atau menciptakan ketidakpastian lebih lanjut, maka pasar saham dapat merespons dengan penurunan lebih dalam," ujar Hendra di Jakarta, Senin (24/3), dilansir dari Antara.
Ia menekankan rilis kebijakan ekonomi seperti hasil konferensi pers BPI Danantara dan hasil RUPST Bank Himbara bisa mempengaruhi arah pasar saham dalam beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: IHSG Anjlok Hingga 5%, Analis Saham Ungkap Biang Keroknya
"Jika IHSG tidak mampu bertahan di level psikologis 6.000, kemungkinan besar akan menguji level support di 5.800," ujar Hendra.
Dengan demikian, Ia menyebut perkembangan pasar saham akan sangat bergantung pada respons pelaku pasar terhadap pengumuman yang akan datang, serta kondisi ekonomi domestik dan global.
Selain itu, lanjutnya, penurunan IHSG juga dipengaruhi oleh ketidakpastian global, dengan potensi arus modal keluar dari pasar emerging markets yang memperburuk tekanan pada IHSG ke depan.
Pada hari ini, Senin (24/3) siang, BPI Danantara melangsungkan konferensi pers dalam rangka menyampaikan pengumuman strategis dan signifikan bagi perkembangan kelembagaan BPI Danantara Indonesia.
Sementara itu, dalam tiga hari ke depan mulai Senin (24/3) sampai Rabu (26/3), Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan melangsungkan RUPST, diantaranya Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, serta Bank BTN.