02 Oktober 2025
19:50 WIB
Bantah Purbaya Soal Harga LPG, Bahlil: Mungkin Salah Baca Data
Bahlil menyebut Menkeu Purbaya belum mendapat masukan dari tim sebelum menjabarkan harga komoditas energi yang disubsidi.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Pekerja menata tabung gas 3 kg di SPBE Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (6/3/2025). Antara Foto/Budi Candra Setya
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sedikit salah membaca data saat memaparkan data subsidi energi yang harus ditanggung pemerintah, terutama soal LPG 3 kg.
Bendahara Negara sebelumnya mengungkapkan harga asli LPG 3 kg adalah Rp42.750 per tabung, lalu mendapat subsidi dari negara sebesar Rp30.000. Jadi, harga yang dibayarkan masyarakat menurut Purbaya seharusnya Rp12.750 per tabung.
Tapi selama ini, masyarakat merogoh kocek paling sedikit Rp19.000-Rp20.000 untuk membeli LPG 3 kg. Angka itu lebih besar dari yang diperhitungkan oleh Menkeu.
"Itu mungkin Menkeu-nya salah baca data. Biasalah kalau ya mungkin butuh penyesuaian," ucap Bahlil saat ditemui di Kantor Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Kamis (2/10).
Baca Juga: Menkeu: Subsidi Energi Per Agustus Rp218 T, Volume BBM-LPG Meningkat
Eks-Ketua Umum HIPMI itu menekankan dirinya sudah berulang kali menjabarkan soal perhitungan harga LPG 3 kg, termasuk subsidi yang ditanggung oleh pemerintah, dan angkanya bukan seperti yang dipaparkan Menkeu Purbaya.
"Saya kan sudah banyak ngomong tentang LPG gitu ya. Mungkin, Menkeu belum dikasih masukan oleh dirjen-nya dengan baik atau oleh tim-nya," tegas Bahlil.
Lain halnya dengan Menkeu, hitung-hitungan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia justru menunjukkan negara mengalokasikan sekitar Rp36.000 untuk subsidi LPG 3 kg per tabungnya. Lalu, harga gas melon di tingkat masyarakat di kisaran Rp18.000-Rp19.000.
Perhitungan itu sudah disampaikan Menteri Bahlil berulang kali. Termasuk, soal fakta penyimpangan di lapangan yang membuat masyarakat harus merogoh kocek Rp23.000-Rp30.000 untuk membeli 'Si Tabung Ijo'.
"LPG ini sejak tahun 2007, Pemerintah tidak pernah menaikkan harganya. Subsidi LPG yang dilakukan pemerintah per kilogram itu Rp36.000 per tabung. Tapi apa yang terjadi? Sampai di rakyat ada yang Rp23.000, Rp25.000, bahkan Rp30.000," ucap Bahlil dalam Safari Ramadan di Jombang, Jawa Timur, Maret 2025.
Purbaya Beberkan Harga Komoditas Energi
Sebelumnya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjabarkan harga-harga komoditas energi yang mendapat subsidi dari pemerintah.
Untuk minyak solar, masyarakat membayar dengan harga Rp6.800 per liter dari harga asli Rp11.950 per liter. Artinya, sekitar 43% harga minyak solar ditanggung oleh APBN dan pada 2024 lalu, sekitar Rp89,7 triliun dianggarkan untuk subsidi solar.
Selanjutnya Pertalite, pemerintah mensubsidi sekitar Rp1.700 per liter. Sehingga dari harga asli Rp11.700 per liter, masyarakat hanya perlu merogoh Rp10.000 per liter untuk membeli Pertalite.
Berikutnya untuk minyak tanah, terdapat subsidi dari pemerintah sebesar Rp8.650 per liter yang membuat masyarakat hanya membayar Rp2.500 per liter dari harga aslinya di angka Rp11.150 per liter.
Baca Juga: Utang Subsidi Energi: Menkeu Klaim Lunas, DPR-BUMN Bilang Belum
Keempat LPG 3 kg, Menkeu mengklaim harga aslinya mencapai Rp42.750 per tabung, lalu mendapat subsidi sebesar Rp30.000 per tabung. Jadi seharusnya, masyarakat hanya perlu membayar sekitar Rp12.750 untuk setiap satu tabung LPG 3 kg.
Kelima, subsidi tarif listrik untuk rumah tangga 900 VA dari seharusnya Rp1.800 per kWh menjadi Rp600 per kWh. Pemerintah menanggung Rp1.200 per kWh atau 67% dari harga asli, dan subsidi tarif listrik tersebut dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.
Masih dari sektor listrik, yakni listrik rumah tangga 900 VA non-subsidi mendapatkan kompensasi Rp400 per kWh (22%), sehingga menurunkan biaya dari Rp1.800 per kWh menjadi Rp1.400 per kWh dan dimanfaatkan oleh 50,6 juta pelanggan.