c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 Februari 2024

20:28 WIB

Bank BTPN Alami Penurunan Laba Bersih 23,81% di 2023

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) membukukan laba bersih Rp2,35 triliun sepanjang 2023.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Bank BTPN Alami Penurunan Laba Bersih 23,81% di 2023
Bank BTPN Alami Penurunan Laba Bersih 23,81% di 2023
Ilustrasi. Foto udara gedung Bank BTPN di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. dok.Shutterstock/Esa Hartadi

JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) membukukan laba bersih Rp2,35 triliun sepanjang 2023. Tercatat, laba ini lebih rendah 23,81% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp3,09 triliun.

Perseroan menilai penurunan ini disebabkan oleh keputusan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp1,21 triliun. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi berakhirnya restrukturisasi kredit berkaitan dengan covid-19 pada 31 Maret 2024.

"Meski demikian, Bank BTPN masih dapat menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 199,7% dan net stable funding ratio (NSFR) 113,8% per 31 Desember 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di 29,9%," kata Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar, dalam pernyataan resmi, Senin (26/2).

Saldo Current Account & Saving Account (CASA) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 10% yoy dari Rp40,16 triliun menjadi Rp44,19 triliun pada akhir 2023. Rasio CASA juga mengalami peningkatan dari 35,0% menjadi 40,8%.

Sementara itu, total deposito mengalami penurunan sebesar 14% yoy menjadi Rp64,01 triliun, yang berdampak pada penurunan total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN sebesar 6% yoy dari Rp114,87 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp108,20 triliun pada akhir Desember 2023.

Baca Juga: Portofolio Pembiayaan Hijau Bank BTPN Capai Rp7,63 T

Di sisi penyaluran kredit, Bank BTPN mencatatkan peningkatan total penyaluran kredit sebesar 7% yoy menjadi Rp156,56 triliun, dari Rp146,12 triliun pada akhir tahun 2022.

Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh penyaluran pinjaman kepada nasabah korporasi, usaha kecil dan menengah, dan Jenius.

Selain itu Bank BTPN mencatat pertumbuhan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) menjadi 29,14% per akhir Desember 2023 dari 24,57% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN turun ke level 1,36% pada akhir 2023 dari level 1,43% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio ini lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,2% pada akhir Desember 2023.

Henoch mengungkapkan Bank BTPN telah mengalami kenaikan pendapatan bunga bersih pada 2023 sebesar 3% yoy, dari Rp11,68 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp12,04 triliun.

Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32%.

Disebutkan, kenaikan pendapatan bunga bersih ini dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3% yoy, yang kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp6,51 triliun dari Rp6,49 triliun.

"Dukungan nasabah Bank BTPN melalui program-program unggulan, termasuk Daya, merupakan faktor utama di balik keberhasilan Bank BTPN pada tahun 2023 dalam menciptakan pertumbuhan yang memberi perubahan positif kepada nasabah kami,” kata Henoch.
 
Jenius
Henoch mengatakan, salah satu program dengan dampak bagi masyarakat yang dilakukan oleh Bank BTPN adalah program Daya. Menurutnya program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah di semua segmen agar mencapai kehidupan yang lebih baik.

"Program Daya di Bank BTPN telah memberikan manfaat kepada lebih dari 5.5 juta individu sepanjang tahun 2023 melalui 11.359 aktivitas yang berpusat pada komunitas," sebutnya.

Bank BTPN, kata dia, juga mengusung keberlanjutan lingkungan dalam menjalankan tanggung jawab perusahaan. Dengan komitmen untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2030, Bank BTPN menerapkan berbagai strategi melalui produk-produk, seperti pembiayaan hijau, ESG Deposit, dan pendanaan sosial.

Visi berkelanjutan dari Bank BTPN juga ditunjukkan melalui Jenius untuk mendukung gaya hidup para nasabah, terutama bagi nasabah yang digital-savvy.

Baca Juga: Jenius Susun Strategi di Tengah Menjamurnya Bank Digital

"Sejak diluncurkan tujuh tahun lalu, Jenius telah menghadirkan lebih dari 40 fitur inovatif yang tersedia bagi nasabah di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Hingga akhir 2023, Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user sebesar 19% menjadi 5,2 juta, dari 4,4 juta pada periode sebelumnya.

Total penyaluran kredit (Flexi Cash, Digital Macro, Kartu Kredit Jenius Visa, PayLater) menunjukkan peningkatan sebesar 121% menjadi Rp2 triliun dari tahun sebelumnya. Lalu dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh sebesar 8% menjadi Rp25,5 triliun.

“Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang pertumbuhan finansial, tetapi juga bagaimana solusi layanan keuangan berkelanjutan kami dapat memberikan dampak yang nyata pada kehidupan masyarakat,” tutup Henoch.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar