c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

28 Mei 2025

11:51 WIB

Balik Arah, Optimisme Negosiasi Tarif AS-Eropa Bikin Rupiah Melemah

Pelemahan kurs rupiah dipengaruhi optimisme Presiden AS Donald Trump terhadap negosiasi terkait tarif dengan Uni Eropa sementara ini. Sementara ini, dolar AS juga terpantau ikut menguat.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Balik Arah, Optimisme Negosiasi Tarif AS-Eropa Bikin Rupiah Melemah</p>
<p>Balik Arah, Optimisme Negosiasi Tarif AS-Eropa Bikin Rupiah Melemah</p>

Presiden Donald Trump Berbicara di Depan Mahasiswa West Point 2025, New York, Minggu (25/5). Instagram/potus

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi optimisme Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap negosiasi terkait tarif dengan Uni Eropa (UE) sementara ini.

“EU dan AS telah menetapkan tanggal untuk bertemu (negosiasi tarif dagang),” ucapnya melansir Antara, Jakarta, Rabu (28/5).

Baca Juga: Seiring Kekhawatiran Kebijakan Tarif Trump: Dolar AS Melemah, Rupiah Menguat

Mengutip Anadolu Agency, Trump disebut memuji keputusan UE untuk mempercepat negosiasi perdagangan dengan mengatakan bahwa itu 'peristiwa positif'. Trump mengharapkan UE akan terbuka berdagang dengan AS sebagaimana permintaan yang sama terhadap China.

Setelah tak menemukan hasil dalam diskusi pada 23 Mei, AS merekomendasikan tarif sebesar 50% terhadap UE mulai 1 Juni. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen segera menghubungi Trump pasca keputusan tersebut, kemudian AS memundurkan jadwal penerapan tarif menjadi pada 9 Juli.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform Truth Social, Trump mengeklaim bahwa von der Leyen telah meminta perpanjangan dan bahwa ia mengatakan 'pembicaraan akan segera dimulai'. Ursula menyebut izin untuk penundaan tersebut sebagai sebuah hak istimewa.

Juru Bicara Komisi Eropa Paula Pinho mengatakan, Trump dan von der Leyen setuju untuk mempercepat negosiasi perdagangan dan tetap berhubungan erat.

Di sisi lain, potensi pelemahan kurs rupiah dipengaruhi data penjualan barang tahan lama AS yang lebih kuat dari perkiraan, yakni minus 6,8% dari prediksi minus 7,8%.

“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah batas terhadap dolar AS yang melanjutkan rebound setelah data penjualan barang tahan lama di AS yang lebih kuat dari perkiraan,” ungkap Lukman.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, rupiah diperkirakan berkisar Rp16.200-16.300 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Rabu pagi (28/5) melemah sebesar 8 poin atau 0,05%, dari sebelumnya Rp16.287 menjadi Rp16.295 per dolar AS.

Dolar AS Menguat
Melansir Bloomberg, Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK sementara ini terpantau menguat ke level 99,53 poin. Level DXY tersebut naik tipis sekitar 0,01 persen poin ketimbang sebelumnya yang bertengger di level 99,52 poin.

Adapun pergerakan DXY harian saat ini diperkirakan berkisar antara 99,44-99,83 poin atau mulai perlahan menjauhi rentang level DXY 52 pekan terakhir di kisaran 97,92-110,17 poin.

Baca Juga: BI Ungkap Cara Stabilkan Rupiah Di Tengah Volatilitas Tinggi

Adapun Uni Eropa dan AS mengisyaratkan kesediaan untuk mengakhiri kebuntuan dan beralih menuju kesepakatan perdagangan selama enam minggu ke depan. Situasi cair besar ini merupakan yang pertama dalam hubungan ekonomi AS-Uni Eropa sejak Donald Trump menjabat Presiden AS lagi di awal 2025.

Pembalikan mendadak itu terjadi selama lima hari terakhir, dimulai Jumat (23/5) dengan ancaman Trump untuk mengenakan tarif 50% pada impor Uni Eropa pada 1 Juni, dengan alasan Brussels lamban. Saham di kedua sisi Atlantik turun karena kekhawatiran pungutan balasan akan mengganggu hubungan perdagangan dan investasi terbesar di dunia itu.

Pada Minggu (25/5), setelah panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Trump mengatakan dia setuju untuk menunda hingga 9 Juli, sebagai batas waktu ketika tarif yang lebih tinggi termasuk tarif 20% untuk UE berlaku bagi negara-negara yang tidak memiliki kesepakatan dengan Washington. 

Perkembangan positif ini, membuat ekuitas kembali bergairah pada Selasa (27/5) setelah libur panjang akhir pekan di AS, dengan Trump memuji mitra dagang Eropa yang sebelumnya dituduh memperlakukan AS lebih buruk daripada China.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar