c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 Mei 2025

11:41 WIB

Seiring Kekhawatiran Kebijakan Tarif Trump: Dolar AS Melemah, Rupiah Menguat

Penguatan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi kekhawatiran kebijakan tarif AS dari Presiden Donald Trump. Trump merekomendasikan tarif 50% terhadap UE mulai 1 Juni, yang diundur jadi 1 Juli 2025.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Seiring Kekhawatiran Kebijakan Tarif Trump: Dolar AS Melemah, Rupiah Menguat</p>
<p>Seiring Kekhawatiran Kebijakan Tarif Trump: Dolar AS Melemah, Rupiah Menguat</p>
Ilustrasi hubungan AS-Eropa. Antara/Anadolu/py

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi kekhawatiran atas kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dari Presiden AS Donald Trump. 

“Saat ini, lebih didominasi faktor eksternal yaitu pelemahan dolar AS dari kekhawatiran kebijakan tarif Trump,” ujarnya melansir Antara di Jakarta, Senin (26/5).

Baca Juga: Prospek Abu-Abu Ekonomi AS Picu Rupiah Menguat Tajam

Mengutip Anadolu Agency, Trump menyampaikan bahwa diskusi tarif dengan Uni Eropa (UE) takkan membuahkan hasil, sehingga merekomendasikan tarif sebesar 50% terhadap UE mulai 1 Juni 2025.

Menurut Trump, ada sejumlah hal penyebab perdagangan internasional dengan UE hanya menghasilkan defisit dagang AS yang tinggi hingga lebih dari US$250 juta per tahun. 

Mulai dari, penerapan hambatan perdagangan yang kuat, sanksi perusahaan yang tak masuk akal, manipulasi moneter, hingga tuntutan hukum yang tak adil terhadap perusahaan AS.

“Beberapa hari setelah mengancam UE dengan 50% tarif pada 1 Juni, Trump kemudian menundanya hingga 9 Juli,” ungkap Lukman.

Adapun untuk faktor domestik, dia menilai, timing keputusan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga pada Mei 2025 sudah cukup tepat. Di sisi lain, lanjutnya, tanah air tetap memerlukan penguatan perekonomian kembali.

“Seperti yang diketahui perekonomian Indonesia cukup lemah dan inflasi yang sangat rendah tidaklah ideal dengan suku bunga yang tinggi karena tekanan dolar AS. Dengan meredanya tekanan dolar AS, BI diharapkan akan bisa terus memangkas suku bunga untuk mendukung perekonomian,” ucap dia.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dia memproyeksi, kurs rupiah berkisar Rp16.100-16.250 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin pagi (26/5) menguat sebesar 43 poin atau 0,27%, dari sebelumnya Rp16.218 menjadi Rp16.175 per dolar AS.

Melansir Bloomberg, Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK sementara ini terpantau melemah ke level 98,8 poin. Level DXY tersebut turun sekitar 0,3-0,31 persen poin ketimbang sebelumnya yang bertengger di level 99,11 poin.

Adapun pergerakan DXY harian saat ini diperkirakan berkisar antara 98,69-99,16 poin atau mulai mendekati rentang level DXY 52 pekan terakhir di kisaran 97,92-110,17 poin.

Presiden Donald Trump menyampaikan akan memperpanjang batas waktu bagi Uni Eropa untuk menghadapi tarif 50% hingga 9 Juli. Penyataan ini disampaikan setelah Trump melakukan panggilan telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

"Kami melakukan panggilan telepon yang sangat bagus dan saya setuju untuk memindahkannya," kata Trump, Minggu (25/5).

Baca Juga: Soal Perdagangan Dan Lain-Lain, Trump: Uni Eropa Lebih Nakal Dari China!

Sementara itu, dalam postingan X-nya, Von der Leyen mengatakan, Eropa siap untuk memajukan pembicaraan dengan cepat dan tegas dengan AS. Adapun tercapainya 'kesepakatan yang baik' akan membutuhkan waktu hingga 9 Juli, atau tanggal berakhirnya jeda 90 hari Trump atas apa yang disebutnya sebagai tarif resiprokal.

UE telah dijadwalkan untuk mengenakan tarif sebesar 20% berdasarkan tarif timbal balik yang diumumkan pada awal April, dan jeda sementara menurunkan tarif tersebut menjadi 10% hingga 9 Juli.

Namun, Trump pada Jumat (23/5) mengancam akan mengenakan tarif yang lebih tinggi sebesar 50% pada UE mulai 1 Juni, setelah mengeluh bahwa blok tersebut berjalan lambat dalam negosiasi dan secara tidak adil menargetkan perusahaan-perusahaan AS dengan tuntutan hukum dan peraturan.

Uni Eropa disinyalir telah berjuang untuk memahami apa yang dimau Trump berkaitan negosiasi perdagangan. Para pejabat telah menyarankan bahwa Uni Eropa dan AS dapat menurunkan tarif mereka hingga nol pada banyak barang, tetapi Trump telah berfokus pada apa yang disebutnya hambatan perdagangan non-tarif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar