c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

27 Agustus 2024

17:02 WIB

Bahlil Sebut Volume BBM Bersubsidi 2025 Lebih Rendah Dari Tahun Ini

Pemerintah terus mendorong rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi supaya lebih tepat sasaran.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bahlil Sebut Volume BBM Bersubsidi 2025 Lebih Rendah Dari Tahun Ini</p>
<p id="isPasted">Bahlil Sebut Volume BBM Bersubsidi 2025 Lebih Rendah Dari Tahun Ini</p>

Petugas melakukan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan pemerintah mematok volume BBM subsidi mencapai 19,41 juta kilo liter (KL)  untuk tahun 2025. Angka itu terdiri dari minyak tanah dan minyak solar.

Lebih rinci, penetapan volume BBM bersubsidi pada RAPBN TA 2025 terdiri dari minyak tanah sebesar 0,52 juta KL dan minyak solar sebesar 18,89 juta KL.

Menteri Bahlil menerangkan, penetapan volume BBM subsidi itu lebih rendah dibanding yang ditetapkan pada tahun 2024 ini sebesar 19,58 juta KL.

"Kalau untuk subsidi solar yang disepakati adalah Rp1.000 per liter, sama dengan subsidi 2024, tidak ada perubahan. Nanti yang lain-lainnya di bagian Kementerian Keuangan," papar Menteri Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Selasa (27/8).

Baca Juga: ESDM: Aturan Pembatasan BBM Bersubsidi Hampir Selesai

Diketahui, saat ini pemerintah terus mendorong rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi supaya lebih tepat sasaran, utamanya untuk tahun 2025 mendatang.

"Dalam pandangan dan kajian evaluasi tim dan Pertamina, kita lihat masih ada beberapa langkah yang perlu untuk dimitigasi agar betul-betul subsidi ini tepat sasaran. Ketika tepat sasaran, maka akan melahirkan efisiensi," jelas dia.

Dia pun mengingatkan supaya masyarakat kelas menengah ke atas jangan lagi menggunakan BBM bersubsidi.

Hal tersebut dia ungkapkan seiring dengan upaya pemerintah untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran kepada masyarakat yang memang layak mendapatkan subsidi.

"Jadi jangan lagi mobil-mobil mewah pakai barang subsidi," tegas

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengungkapkan sekitar 800.000 kendaraan pribadi roda empat bermesin diesel masih menggunakan Biosolar bersubsidi.

Rachmat mengestimasikan konsumsi Biosolar bersubsidi oleh Mitsubishi Pajero, Toyota Fortuner, maupun Toyota Land Cruiser itu mencapai kisaran 477-573 liter per unit setiap tahunnya.

"Di Indonesia mana ada mobil diesel itu Low Cost Green Car (LCGC). Mobil diesel kalau beli yang mana? Ya Pajero Sport, Fortuner diesel, Land Cruiser. Gak ada Agya yang diesel ya," imbuhnya dalam sebuah sesi diskusi di Jakarta, Senin (5/8).

Baca Juga: Anak Buah Luhut Sebut 800.000 Pajero Cs Masih Pakai Solar Subsidi

Menurut dia, pengguna kendaraan roda empat saat ini bisa menikmati subsidi 4,3-11 kali lipat lebih besar dibanding pengendara sepeda motor. Terlebih, jika mobil tersebut bermesin diesel dan menggunakan Solar dan Biosolar bersubsidi dengan anggaran yang lebih besar.

"Kalau orang naik motor kita anggap dengan pola pemakaian tertentu bisa dapat Rp1. Sementara kalau Agya pakai Pertalite bisa dapat Rp4, lalu Innova bisa dapat Rp5. Artinya orang yang naik motor hanya kita kasih seperlima dari orang yang naik Innova," jelas Rachmat.

Untuk diketahui, realisasi penyaluran BBM bersubsidi pada 2023 lalu berada di angka 18,06 juta KL, terdiri dari minyak tanah 0,49 juta KL dan minyak solar 17,57 juta KL.

Sementara itu, penyaluran BBM bersubsidi sepanjang 2024 sampai bulan Juli lalu tercatat mencapai 10,28 juta KL, terdiri dari minyak tanah 0,29 juta KL dan minyak solar 9,99 juta KL dengan outlook penyaluran hingga akhir tahun ini sebesar 18,19 juta KL.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar