30 September 2024
19:58 WIB
Bahlil: Proyek Pipa Cisem Dijalankan Untuk Menjamin Harga Gas Murah
Tanpa adanya intervensi pemerintah untuk mewujudkan harga gas murah lewat Pipa Cisem, Menteri ESDM Bahlil khawatir PGN bakal patok toll fee mahal dan sulit dicapai industri.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Senin, (30/9). ValidNewsID/ Yoseph Krishna
BATANG - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (Cisem) dijalankan sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk mewujudkan harga gas yang murah, khususnya untuk industri.
Dalam kegiatan First Welding Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Gas Cisem Tahap II, Bahlil menyebut harga gas yang murah jadi kunci utama untuk menarik investor membangun sektor industri di Indonesia.
"Salah satu yang sering saya pakai waktu masih di Kementerian Investasi, untuk narik investor masuk itu harga gasnya jangan mahal," tegas dia di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Senin, (30/9).
Tanpa adanya intervensi dari negara, Bahlil meyakini PT PGN Tbk selaku operator Pipa Transmisi Cisem bakal menerapkan biaya pengangkutan gas bumi (toll fee) yang mahal dan sulit dijangkau oleh industri.
"Memang kalau tidak diintervansi oleh negara, pasti PGN menerapkan toll fee yang mahal. Cisem 1 dan Cisem 2 ini sebagai jalan tol, tapi ini tol versi gas," tuturnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Resmikan Proyek Cisem Tahap 2 Senilai Rp2,78 Triliun
Bersama Eks-Menteri ESDM Arifin Tasrif, Bahlil pun sepakat APBN harus mengintervensi penyaluran gas dari Jawa Timur ke wilayah barat supaya harganya bisa terjangkau untuk pelaku industri.
Dia pun bersyukur tahap pertama Pipa Cisem dari Semarang ke Batang sepanjang 60 km telah diselesaikan tahun lalu. Sementara untuk proyek tahap kedua yang baru saja diresmikan, bakal membentang sepanjang 245 km dari Batang hingga Kandang Haur Timur.
Jika telah selesai, Bahlil meminta Direktur Utama PT PGN agar jangan mematok toll fee yang terlalu tinggi mengingat negara sudah mengeluarkan modal besar sekitar Rp2,78 triliun untuk fasilitas tersebut.
Eks-Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu bahkan meminta Plt. Dirjen Migas Kementerian ESDM agar melibatkannya dalam pembahasan toll fee Pipa Cisem.
"Saya mantan pengusaha, tahu berapa capex, berapa break event point, berapa jumlah gas mengalir, kemudian kita bagi berapa sen atau berapa dolar yang pas. Dengan begitu, semua tumbuh, industri tumbuh, yang punya gas tumbuh, rencana negara juga bisa terwujud," tandas Menteri Bahlil.
Atasi Oversupply Gas
Sekadar informasi, Pipa Gas Cisem dibangun salah satunya untuk mengatasi oversupply gas yang berada di Jawa Timur. Pasalnya, pipa gas dari Gresik, Jawa Timur, baru tersambung hingga ke Semarang sebelum adanya proyek Pipa Cisem.
Sumber gas Pipa Transmisi Cisem sendiri bakal berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB), serta dalam jangka panjang direncakan berasal dari potensi seluruh wilayah kerja migas (WK) yang ada di Jatim, mulai dari WK Agung hingga WK Bulu.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut saat ini penyaluran gas lewat Pipa Cisem 1 berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru.
Baca Juga: Kontrak Pipa Transmisi Cisem II Diteken, Nilainya Nyaris Rp2,8 T
Seiring dengan berjalannya proyek Pipa Cisem Tahap 2, SKK Migas tengah menyiapkan suntikan gas bumi dari lapangan migas di Madura milik Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
Pasalnya, saat ini terdapat dua rencana pengembangan (plan of development/POD) yang belum digarap oleh HCML mengingat belum ada yang menyerap gas bumi dari kawasan tersebut.
"Makanya penyerapan nanti dihadirkan ke Jawa Barat yang kekurangan. Targetnya tadi Februari 2026. Saat ini, Jawa Timur kelebihan (gas) 150 MMSCFD," tandas Dwi Soetjipto.