c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Januari 2025

20:35 WIB

Asosiasi: Ada Pabrik Terancam Berhenti Produksi Akibat Kekurangan Stok Garam

Pelaku mamin meminta pemerintah untuk menjamin ketersediaan bahan baku garam industri. Jika stok kurang, bisa-bisa pabrik setop produksi aneka pangan.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Asosiasi: Ada Pabrik Terancam Berhenti Produksi Akibat Kekurangan Stok Garam</p>
<p>Asosiasi: Ada Pabrik Terancam Berhenti Produksi Akibat Kekurangan Stok Garam</p>

Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Rabu (15/1). Validnews/Aurora KM Simanjuntak

JAKARTA - Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) meminta pemerintah menjamin ketersediaan pasokan garam untuk memenuhi kebutuhan produksi para pelaku industri makanan dan minuman (mamin) dalam negeri.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman menyampaikan, persediaan garam sudah menipis. Ia memprediksi, pasokan garam dari produsen hanya bertahan hingga Februari-Maret 2025, sedangkan kini perusahaan tidak boleh mengimpor garam.

Adapun larangan impor garam mulai 2025 telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) 126/2022. Jika masalah stok garam berkepanjangan, Adhi khawatir pabrik mamin bakal terancam menghentikan produksinya.

"Ada salah satu perusahaan mereka bilang sudah beroperasi sejak tahun 1970 bikin bumbu masak, ekspornya cukup besar juga, mereka perusahaan global, sampai mereka bilang kalau enggak ada garam mereka terpaksa harus berhenti," ujarnya kepada awak media saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Rabu (15/1).

Baca Juga: Menperin Akui Tak Mungkin Setop Impor Garam

Apabila pabrik berhenti produksi, ia mewanti-wanti bakal ada karyawan yang dirumahkan alias pemutusan hubungan kerja (PHK). Dia menyebut, satu anak usaha memiliki sedikitnya 5.000 orang pekerja.

Bahkan, perusahaan multinasional yang terancam berhenti produksi itu terpaksa mengimpor produk dari sister company di luar negeri. Menurutnya, ini bakal merugikan industri sekaligus perekonomian nasional.

"Nah kan kita rugi besar dong. Garamnya nilai kecil, nilai tambahnya besar, dan kita harus impor produk jadi gara-gara enggak ada yang kecil ini," ucap Adhi.

Ditambah lagi, sambungnya, sesama pemain mamin tidak boleh memperdagangkan garam, sebab pabrik mamin bukan produsen garam. Hanya produsen garam seperti PT Garam yang boleh menjualbelikan komoditas garam.

Oleh karena itu, Bos Gapmmi itu menilai, permasalahan ketersediaan stok garam bagi industri ini krusial, dan harus cepat ditangani.

"Nah produsen garam sendiri sudah bikin surat ke kami menyatakan tidak sanggup, sudah tidak punya stok lagi, makanya kita berharap ini bisa segera solusi," ucapnya.

Baca Juga:GAPMMI: 4 Pabrik Aneka Makanan Alami Reject Setelah Pakai Garam Lokal

Adhi menambahkan, apabila produsen garam mau mengimpor komoditas garam, tentunya butuh waktu yang lama. Misalnya, impor dari Australia akan memakan waktu perjalanan hingga dua minggu hingga satu bulan.

Itu sebabnya, dia mendorong pemerintah untuk segera mencari solusi mengatasi kurangnya pasokan garam industri. Mengingat sekarang pemerintah melarang impor, sedangkan sebagian garam lokal pun kualitasnya kurang memadai.

"Saya tidak berharap semua impor, tapi berharap ada ketersediaan dalam negeri. Kalau tidak ada, solusinya seperti apa? Ini keputusan pemerintah, karena buat kami yang penting tersedia sesuai spek yang dibutuhkan," tegas Adhi.

Ia juga was-was, jangan sampai kinerja industri mamin terganggu karena kurangnya bahan baku garam. Utamanya, untuk melakukan produksi menjelang momentum puasa dan Lebaran 2025.

"Apalagi sekarang menjelang lebaran, puncak-puncak produksi yang menghendaki proses produksi yang cukup banyak ya kali ini. Nah sementara beberapa anggota melaporkan kekurangan bahan baku," ungkapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar