05 Mei 2025
20:32 WIB
ASEAN+3 Perkuat Kerja Sama Kawasan Di Tengah Ketidakpastian Global
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 menegaskan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan ketahanan kawasan melalui sejumlah inisiatif.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota ASEAN+3 dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral kawasan ASEAN+3 ke-26, di Incheon, Korea Selatan, Selasa (2/5/2023). ANTARA/HO-Kementerian Keuangan RI.
MILAN - Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 menegaskan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas serta meningkatkan integrasi dan ketahanan kawasan melalui sejumlah inisiatif.
"Inisiatif tersebut meliputi upaya penguatan struktur pendanaan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), penguatan kerja sama pembiayaan regional (regional financing arrangement) melalui amendemen perjanjian CMIM untuk operasionalisasi Rapid Financing Facility (RFF)," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta saat menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 ke-28 (ASEAN+3 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting) di Milan, Italia, Minggu (4/5).
Kemudian, lanjut dia, inisiatif juga meliputi penguatan kapasitas fiskal melalui ASEAN+3 Fiscal Policy Exchange, pengembangan pasar keuangan melalui Asian Bond Markets Initiatives (ABMI), serta penguatan kapasitas AMRO guna mendukung resiliensi kawasan.
Baca Juga: Tiga Kemitraan Ekonomi Indonesia Ini Berpotensi Tingkatkan Ekspor
Hal tersebut, menurutnya, sejalan dengan dukungan Bank Indonesia terhadap penguatan kerangka CMIM agar tetap responsif, fleksibel dan bisa membantu negara anggota mengatasi tantangan ke depan.
Dalam kesempatan tersebut, Filianingsih pun turut menyampaikan respons kebijakan Bank Indonesia dalam menghadapi tantangan saat ini melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
"Pandangan Bank Indonesia tersebut sejalan dengan pandangan Kementerian Keuangan yang menyampaikan bahwa sinergi terus dilakukan antara kebijakan fiskal dan moneter," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, Joint Statement yang disepakati pada pertemuan tersebut juga menegaskan pentingnya diskusi isu-isu strategis, seperti pembaruan Strategic Directions of the ASEAN+3 Finance Process, penguatan kerangka kerja Disaster Risk Financing Initiative (DRFI), serta identifikasi ASEAN+3 Future Initiatives ke depan.
Dalam konteks memperkuat stabilitas keuangan kawasan, ASEAN+3 juga menekankan pentingnya mempererat sinergi antara CMIM dengan International Monetary Fund (IMF) untuk memperkuat efektivitas jaring pengaman keuangan dunia.
Wadah Perkuat Kerja Sama
Perlu diketahui, AFMGM+3 merupakan forum tahunan, di mana Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota ASEAN+3 membahas perkembangan perekonomian global dan regional, tantangan yang dihadapi oleh kawasan, serta inisiatif kerjasama ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN+3.
Pertemuan ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi kawasan dalam menghadapi ketidakpastian global yang semakin meningkat, sekaligus menegaskan semangat ASEAN+3 dalam memperkuat resiliensi, inklusivitas, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah lanskap perekonomian dunia yang semakin kompleks.
Untuk pertemuan tahun ini, dipimpin oleh Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan Co-Chairmanship ASEAN+3 Tahun 2025, yaitu Malaysia dan China.
Baca Juga: Presiden Harap Asean+3 Atasi Krisis Pangan dan Resesi Ekonomi
Adapun, delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Keuangan II Malaysia H.E. Amir Hamzah Azizan dan Gubernur Bank Negara Malaysia H.E. Abdul Rasheed Ghaffour, sedangkan delegasi China dipimpin oleh Menteri Keuangan Tiongkok H.E. Lan Fo'an dan Gubernur People Bank of China H.E. Pan Gongsheng.
Sementara itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta.
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh negara anggota ASEAN, serta Jepang, Korea, dan China sebagai negara +3.
Di akhir pertemuan, Filipina dan Jepang selaku Co-Chairs ASEAN+3 berikutnya telah menyampaikan rencana pelaksanaan Pertemuan AFMGM+3 ke-29 yang akan diselenggarakan di Samarkand, Uzbekistan, pada tahun 2026. Pertemuan ini sekaligus menandai berakhirnya masa tugas Malaysia dan China sebagai Co-Chairs ASEAN+3 pada tahun 2024–2025.