12 November 2022
14:41 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
PHNOM PENH - Presiden Joko Widodo menegaskan, forum Asean+3 (APT) telah menyelamatkan berbagai pihak dari krisis keuangan global 2008. Presiden RI menggarisbawahi, solidaritas dan kerja sama yang membuat ekonomi kawasan mampu bertahan.
Hal ini Presiden Jokowi sampaikan di hadapan peserta KTT Asean+3 hari keempat. Asal tahu, KTT Asean+3 merupakan pertemuan antara pemimpin ASEAN ditambah dengan pemimpin RRT, Jepang, dan Republik Korea.
Kerja sama Asean+3 sendiri telah dimulai sejak terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997 dan saat ini menjadi jangkar resilensi ekonomi di kawasan
“Sekarang kita kembali diuji dengan krisis global yang lebih dahsyat. Saya sangat percaya dengan spirit yang sama kita mampu menghadapi krisis saat ini,” ucapnya melalui keterangan pers yang diterima, Jakarta, Sabtu (12/11).
Presiden Joko Widodo juga menjelaskan, setidaknya terdapat tiga fokus utama yang harus disiapkan oleh Asean+3. Yakni, terkait dengan penanganan krisis pangan, resesi ekonomi, serta stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan.
“Pertama, krisis pangan harus dihindari, mekanisme ketahanan pangan kawasan harus diperkuat, dan cadangan beras darurat Asean+3 harus ditingkatkan,” sebutnya.
Lebih jauh, langkah-langkah untuk penguatan mekanisme ketahanan pangan selain peningkatan cadangan beras darurat Asean+3, yakni terkait dengan teknologi produksi beras berkelanjutan yang mutlak diperlukan.
Begitu juga, keharusan integrasi kapasitas produksi dengan sistem logistik anggota Asean+3 untuk mengamankan rantai pasok dan stabilisasi harga beras.
Dalam pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN sebelumnya, Menko Ekonomi Airlangga Hartarto menjelaskan, isu ketahanan pangan juga akan diangkat menjadi salah satu prioritas ekonomi pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi krisis pangan.
Terkait dengan langkah antisipasi resesi ekonomi di kawasan, Jokowi menyebut, berbagai perangkat finansial anggota APT harus dijalankan dengan saling bersinergi, khususnya melalui Chiang Mai Initiative Multilateralization.
Ia juga menekankan, pentingnya penguatan infrastruktur keuangan nasional melalui koordinasi yang erat antar lembaga keuangan dan bank sentral, peningkatan mobilisasi sumber daya domestik, dan kecermatan menjaga inflasi.
“Ketika ancaman krisis finansial, sinergi ini memungkinkan kita untuk memperoleh early warning dan dukungan likuiditas,” sambungnya.
Tak lupa Presiden RI juga menjelaskan, bahwa stabilitas, keamanan dan perdamaian di kawasan mutlak diperlukan dan menekankan agar hukum internasional untuk selalu dihormati. Sementara itu, kompetisi juga harus dikelola dengan baik, sehingga tidak berubah menjadi konflik.
“Apabila kita mampu melakukan semua itu, saya yakin kawasan kita akan terus menjadi epicentrum of growth,” pungkasnya.
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT Asean+3 ke-25 yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.