c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Februari 2024

16:03 WIB

Aprindo Ingatkan Pemerintah Untuk Alirkan Cadangan Beras ke Ritel

Aprindo sudah mengingatkan pemerintah untuk mengalirkan cadangan beras (SPHP) ke peritel modern di Indonesia untuk memenuhi permintaan yang naik jelang Ramadan.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Aprindo Ingatkan Pemerintah Untuk Alirkan Cadangan Beras ke Ritel
Aprindo Ingatkan Pemerintah Untuk Alirkan Cadangan Beras ke Ritel
Pengunjung melihat produk beras di Transmart Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (29/8/2023). ValidNews ID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) masih mengusahakan ketersediaan bahan pokok, terutama beras, yang cukup di ritel menjelang Ramadan untuk mengantisipasi permintaan masyarakat yang meningkat.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bapanas dan Bulog untuk masalah ketersediaan beras dan harga yang terjangkau sejak awal pekan. Dia mengaku hal ini memang menjadi pekerjaan rumah alias PR bersama pemerintah dan pelaku usaha menjelang Ramadan 2024.

"Tentu ini PR bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk bersiap menyambut Ramadan di pertengahan Maret. Kami sudah mengingatkan pemerintah, untuk berupaya menjaga ketersediaan pangan," ujarnya dalam Market Review, Jumat (16/2).

Roy menyampaikan Aprindo sudah mengingatkan pemerintah untuk mengalirkan cadangan beras pemerintah atau beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke toko-toko atau ritel. Dia menilai ini merupakan bagian penting dalam menyiapkan pasokan bahan pangan menjelang bulan suci Ramadan.

Dia menuturkan ada 2 cara menjaga ketersediaan pangan di ritel dan hal ini sudah Aprindo bicarakan dengan Bapanas dan Bulog. Pertama, memastikan produktivitas pangan di dalam negeri, seperti komoditas beras dan gula. Kedua, melakukan impor ketika produktivitas domestik tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Kita bicara beras 1-2 minggu lalu (mahal), karena memang masih masa tanam, belum masa panen. Kemudian impor juga belum masuk. Otomatis perlu langkah preventif dari pemerintah, dan Aprindo sudah ingatkan, dan sudah terealisasi mulai Senin kemarin, untuk bagaimana mengalirkan cadangan beras ke peritel modern," tutur Roy.

Baca Juga: Aprindo Targetkan Beras Rp9.450/Kg Hadir di Ritel Dalam Sepekan

Berkaca pada awal Februari, di mana harga beras kian naik, Ketum Aprindo mengatakan pemerintah perlu langkah preventif yakni menyalurkan beras SPHP ke ritel. Menurutnya, itu juga bisa menjadi langkah untuk memastikan stok beras memadai di ritel saat puasa dan Ramadan.

"Hal yang sama kita harapkan saat puasa, perlu ada komunikasi intens antara pelaku usaha dan pemerintah yang memengaruhi ketersediaan pangan dan kestabilan harga," ucapnya.

Roy mengaku proses tersebut sedang berlangsung, sehingga tidak serta merta memastikan ketersediaan bahan pangan di level aman. Dia mengatakan, pihaknya masih akan mengawal proses penyaluran beras ke industri ritel.

"Saat ini dalam proses menuju belanja wajar atau belanja normal atau situasi yang kita sebut aman, karena ini memang masih dalam proses," katanya.

Dia menjelaskan alurnya, Bulog perlu melakukan pengiriman dari sumber. Kemudian menyalurkan ke pihak distributor atau distribusi center ritel, baru beras tersebut dikirimkan ke toko-toko di pelosok daerah.

Meski butuh waktu, dia menargetkan cadangan beras pemerintah (SPHP) bisa tersalurkan pekan depan dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450/kg. Roy pun mengungkapkan pemerintah telah menyanggupi untuk merealisasikan kegiatan tersebut ke ritel.

"Kebutuhannya sudah disanggupi, sudah dapat dijamin, tercukupi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir, tidak perlu bingung karena sudah ada langkah cepat dari Bapanas dan Bulog, sehingga ini dapat terealisir bagi kepentingan dan kebutuhan pokok masyarakat," ujar Roy.

Baca Juga: Bos Bulog Ungkap Asal Usul Beras Premium Langka di Ritel

Dia berharap hal yang sama dapat dilakukan saat Ramadan nanti, terlebih lagi, Maret nanti bertepatan dengan musim panen. Jika produksi domestik tidak cukup, dan perlu impor untuk memenuhi kebutuhan, Aprindo mewanti-wanti agar pemerintah tidak lamban dalam meneken perjanjian impor.

"Hal yang sama kita harapkan di Lebaran nanti, berbagai kebutuhan pokok jangan sampai telat tanda tangan impor, jangan sampai telat komunikasi dan koordinasi, terutama antar produsen di sektor hulu, sektor perantara seperti transportasi dan logistik, dan kami yang ada di sektor riil," imbuh Roy.

Setelah melakukan berbagai persiapan, dia berharap nantinya beras bisa langsung terserap ke masyarakat. Seperti yang telah diutarakan, target Aprindo menyalurkan beras ke ritel dengan HET Rp9.450/kg dalam sepekan ke depan.

Sejalan dengan itu, Roy berencana terus berkoordinasi dengan pemerintah, memastikan alur penyaluran hingga akhir Februari 2024 mendekati periode puasa. Kemudian secara berkala, mengawal importasi beras yang masuk ke Indonesia untuk stok menjelang Ramadan.

"Jadi memang target urgent minggu ini, kita jaga sampai akhir Februari atau dekat bulan puasa. Lalu kita akan koordinasi lagi, diperkirakan awal Maret akan masuk 500.000 ton, ditambah 100.000 lagi sisa 2023," terangnya.

Menurut Roy, bahan pangan tersebut bisa tersedia di ritel dan digunakan sampai masa panen tiba. Dia hanya meminta pemerintah konsisten berkoordinasi dengan pelaku usaha guna memastikan dua hal, ketersediaan pangan dan kestabilan harganya.

"Sehingga kita cukup optimis memasuki bulan Ramadan, status kita yang kita lakukan minggu ini bisa berkelanjutan sampai masa panen," imbuh Ketum Aprindo. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar