02 Oktober 2024
13:53 WIB
Analis Sebut Pernyataan The Fed Buat Investor Bitcoin Cemas
Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Senin (30/9/2024) terkait pemotongan suku bunga yang akan datang membuat beberapa investor cemas.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Illustrasi Bitcoin. Envanto/Dok
JAKARTA - Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Senin (30/9/2024) terkait pemotongan suku bunga yang akan datang membuat beberapa investor cemas.
“Hal ini akhirnya memicu penurunan Bitcoin dalam tiga hari terakhir,” kata Panji dalam pernyataan tertulis, dikutip, Rabu (2/10).
Jerome Powel menjelaskan bahwa pemotongan suku bunga yang akan datang mungkin tidak akan agresif, dengan dua potongan sebesar 0,25% diperkirakan terjadi hingga akhir tahun 2024, tergantung pada kondisi ekonomi.
Selain itu, pada Selasa (1/10/2024) meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menurunkan selera risiko investor saat bulan dan kuartal baru dimulai, setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel telah memicu ketidakpastian di pasar.
Panji melihat, pagi ini Rabu (2/10/2024) pukul 10.00 WIB, BTC bergerak di level US$61.800 sedikit naik setelah sempat turun mendekati level support US$60.000 pada perdagangan Selasa (1/10/2024).
Pantauan Validnews, pada pukul 11.40 WIB BTC bergerak di sekitar US$61.470 turun 3,64% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar BTC berada di US$2,16 Triliun turun 4,08%, sedangkan total volume market bitcoin dalam 24 jam US$115,78 miliar.
“Dari sisi teknikal, jika BTC dapat bertahan di atas support US$60.000, maka potensi kembali naik ke sekitar MA-20 di US$62.500 dan resistance US$64.000,” sebut dia.
Baca Juga: Kejagung Sebut Kripto Kerap Dimanfaatkan Untuk Pencucian Uang
Sementara jika terjadi penurunan di bawah US$60.000, BTC potensi lanjut melemah ke support selanjutnya di sekitar US$57.000.
Meskipun demikian, Panji menganalisis jika September 2024 menjadi bulan yang bersejarah bagi Bitcoin, di mana aset kripto ini mencetak kenaikan sebesar 7,35%, mencatatkan rekor penutupan paling positif sejak 2013 atau dalam satu dekade terakhir.
Meskipun mengalami penurunan dari US$65.000 ke US$63.000 pada akhir penutupan bulan September, Bitcoin juga berhasil menutup kuartal ketiga dengan hasil positif hampir 1%.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, minat dan kepercayaan terhadap Bitcoin tetap kuat,” ungkapnya.
Selain itu, salah satu faktor kunci yang mendukung performa positif Bitcoin pada September adalah lonjakan inflow dari institusi ke ETF spot Bitcoin, yang melonjak dari US$397,20 juta di pekan sebelumnya menjadi US$1,11 miliar pada pekan lalu.
“Hal ini menandakan peningkatan kepercayaan dari investor besar terhadap prospek Bitcoin, yang menjadi sinyal bullish menjelang memasuki kuartal keempat,” kata Panji.
Baca Juga: Ajaib: Penurunan Suku Bunga The Fed Beri Kripto Langkah Agresif
Di samping itu, investor pekan ini fokus data non-farm payroll (NFP) AS. Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data NFP bulan September pada hari Jumat, yang menjadi indikator utama kesehatan pasar tenaga kerja.
Data NFP bulan Agustus menunjukkan kelemahan sebesar 142K, namun September diharapkan menunjukkan perbaikan menjadi 144K.
Panji menuturkan, jika angka NFP lebih kuat dari yang diharapkan, Fed mungkin akan mempertahankan atau bahkan memperketat kebijakan moneternya, yang bisa memperlambat pasar kripto.
Sebaliknya jika data pekerjaan lebih lemah, spekulasi mengenai pemotongan suku bunga yang lebih agresif oleh Fed bisa meningkat, memberi dukungan bagi Bitcoin dan Ether.
“Meskipun inflasi di AS menurun, pasar tenaga kerja tetap menjadi faktor penting dalam keputusan Fed ke depan,” kata Panji.
Analisis Bitcoin di Kuartal Empat
Selanjutnya, memasuki kuartal keempat, Panji melihat para trader Bitcoin tetap optimis. Meskipun mengalami awal yang sulit di bulan September, Bitcoin berhasil bangkit setelah pemotongan suku bunga oleh Fed.
Data menunjukkan bulan Oktober cenderung memberikan hasil positif bagi Bitcoin, dengan rata-rata kenaikan mencapai 22,9% periode 2013-2023.
Dengan latar belakang pemotongan suku bunga di AS dan stimulus fiskal serta moneter yang signifikan dari China, banyak yang berharap bahwa likuiditas pasar akan meningkat, mendukung kinerja Bitcoin pada Q4.
Terlebih lagi, menjelang pemilihan umum AS pada bulan November, kondisi yang menguntungkan dapat mendorong harga Bitcoin ke level yang lebih tinggi melampaui ATH Bitcoin di level US$73.750 menjadi ke kisaran US$80.000-US$90.000.
“Secara keseluruhan, meskipun bulan September 2024 menyajikan tantangan bagi Bitcoin, hasil bulanan yang positif dan aliran institusi yang meningkat menunjukkan optimisme di pasar,” ucap Panji.
Dengan adanya pemotongan suku bunga yang diharapkan dan tren historis yang mendukung kinerja Bitcoin di kuartal keempat, para investor dan trader harus memantau perkembangan ini dengan cermat.
“Momentum yang ada menjelang pemilihan umum di AS dan sentimen positif di pasar dapat menjadi pendorong utama bagi Bitcoin untuk memasuki fase bullish di Q4,” imbuhnya.