02 Oktober 2024
20:14 WIB
Airlangga Lirik Cangkang Inti Sawit Jadi Sumber Energi Terbarukan
Menko Airlangga menyebut Indonesia perlu memanfaatkan produk sampingan kelapa sawit. Salah satunya cangkang inti sawit menjadi sumber energi terbarukan.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Ilustrasi Cangkang Sawit. Sumber; Shutterstock
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia perlu mengolah sejumlah sisa produksi kelapa sawit yang selama ini dianggap sebagai limbah agar memiliki nilai tambah. Melalui pengolahan sisa limbah kelapa sawit tersebut, maka bisa mendorong keberlanjutan budi daya sawit.
Berbagai sisa produksi kelapa sawit yang terbuang tersebut antara lain tandan buah kosong, batang pohon, limbah cair, dan cangkang inti sawit yang termasuk sebagai biomassa. Menurut Airlangga, daripada menganggap sisa-sisa produksi tersebut sebagai limbah, seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi biofuel, bioplastik, dan pupuk organik.
"Valorisasi bahan baku dari limbah kelapa sawit dan pertanian di Indonesia merupakan sebuah game changer, karena akan menjadi salah satu hal yang mendorong penerapan ekonomi sirkular yang menyeimbangkan perlindungan lingkungan atau tanggung jawab ekologis dengan pertumbuhan ekonomi. Kita dapat memastikannya dengan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan," kata Airlangga dikutip dari keterangan resminya, Rabu (2/10).
Baca Juga: Potensi Besar Cangkang Sawit
Dari berbagai sisa produksi atau produk sampingan kelapa sawit tersebut, Airlangga menuturkan cangkang inti sawit bisa menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang paling menjanjikan. Diketahui nilai kalori dari cangkang inti sawit setara dengan batu bara dan berperingkat rendah, sehingga berpotensi untuk mentransformasikam lanskap energi di Indonesia.
Airlangga menjelaskan, produksi cangkang inti sawit dapat melebihi 13,4 juta ton. Seiring meningkatnya penggunaan cangkang inti sawit sebagai bahan bakar boiler di pabrik kelapa sawit, tentu ini menandai pergeseran signifikan menuju solusi energi yang lebih ramah lingkungan.
Ia menambahkan, kualitas cangkang inti sawit Indonesia terutama yang berasal dari Pulau Sumatra terkenal unggul, sehingga bisa menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di pasar negara berkembang.
"Pemerintah Indonesia secara aktif menjajaki potensi co-firing palm kernel shell dengan batu bara peringkat rendah di pembangkit listrik dalam negeri. Kami yakin upaya ini akan menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat bagi perekonomian dan lingkungan,” tutur Airlangga.
Selain itu, Indonesia memproduksi 3,9 juta ton minyak goreng bekas (atau UCO) pada 2023 yang digunakan sebagai bahan baku bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Di samping itu, kata Airlangga, Indonesia sedang mempertimbangkan untuk mengusulkan pengupas inti sawit sebagai bahan baku baru untuk dimasukkan dalam daftar positif Skema Penyeimbangan dan Pengurangan Karbon untuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan untuk penerbangan internasional.
Baca Juga: 10,500 Ton Cangkang Sawit Sulbar Diekspor Ke Jepang
Perlu diketahui, pengupas inti sawit juga dapat digunakan sebagai bahan baku produksi pakan ternak, dan juga berpotensi untuk digunakan sebagai produksi bioetanol.
“Menghargai limbah kelapa sawit dan pertanian dapat menghasilkan peluang ekonomi, khususnya di daerah pedesaan. Dengan berinvestasi pada praktik-praktik ini, kita dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani kecil, serta memperkuat mata pencaharian masyarakat setempat. Ini lebih dari sekedar keberlanjutan, sebab ini tentang memberdayakan masyarakat kita,” ungkap Airlangga.
Melihat peluang tersebut, Airlangga pun menegaskan perlunya kebijakan yang kuat dan kolaborasi antar seluruh pemangku kepentingan.
"Kerangka kerja yang mendukung akan merangsang investasi dalam penelitian dan inovasi, sehingga membuka jalan bagi industri minyak sawit yang lebih berkelanjutan," tutup Airlangga.