c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

06 Januari 2025

20:32 WIB

Pemerintah Berencana Impor Gandum Untuk Pakan Ternak

Impor gandum tersebut khusus untuk pakan ternak, bukan gandum secara keseluruhan. Namun, keputusan impor ini harus diskusikan kembali dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas)

<p>Pemerintah Berencana Impor Gandum Untuk Pakan Ternak</p>
<p>Pemerintah Berencana Impor Gandum Untuk Pakan Ternak</p>

Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko) Zulkifli Hasan saat jumpa pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (6/1/2025). ANTARA/Maria Cicilia Galuh

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyebutkan pemerintah berencana melakukan impor gandum untuk pakan ternak, agar tidak mengganggu produksi dalam negeri. Zulkifli mengatakan, tahun ini produksi jagung lokal diprediksi akan tinggi. Oleh karenanya, pemerintah memutuskan untuk tidak lagi melakukan impor jagung, termasuk untuk pakan.

Namun demikian, dalam rapat terbatas bersama kementerian dan lembaga terkait lainnya, diputuskan untuk mengganti impor jagung dengan gandum, bila kebutuhan pakan tidak mencukupi.

"Semangat petani menanam jagung luar biasa, kita tidak ingin semangat itu luntur gara-gara kita impor bahan-bahan yang mengganggu produksi jagung. Oleh karena itu, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan itu harganya murah," ujar Zulkifli di Jakarta, Senin (6/1).

Zulkifli menegaskan, impor gandum tersebut khusus untuk pakan ternak, bukan gandum secara keseluruhan. Namun, keputusan impor ini harus diskusikan kembali dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas).

"Impor harus diputuskan dalam rakortas, karena kalau itu banjir, nanti jagungnya kan nggak terserap oleh pabrik-pabrik, karena sudah diganti oleh gandum ternak. Nanti sama harganya anjlok lagi, petani jadi sulit lagi. Jadi itu perlu dirakortaskan," tuturnya.

Sebelumnya, Zulkifli menyebut, produksi jagung untuk dalam negeri ditargetkan mampu mencapai 16,68 juta ton. Sedangkan kebutuhan jagung dalam negeri sekitar 13 juta ton. Oleh karena itu, pemerintah telah memutuskan untuk tidak lagi mengimpor jagung untuk pakan ternak.

Tak hanya jagung, Presiden Prabowo Subianto juga memerintahkan jajaran menterinya untuk menyetop impor beras, garam dan gula konsumsi pada 2025.

Pabrik Pakan  
Sebelumnya, Kementerian Koperasi (Kemenkop) siap berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dalam meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia dengan mengembangkan pakan ternak memadai, agar dapat memaksimalkan produksi peternakan di tanah air.

“Karena ketahanan pakan ternak ini penting. Kalau tanpa pakan yang memadai, Indonesia nggak bisa memproduksi hasil-hasil peternakan yang maksimal. Mulai dari ayam, ikan, sapi, domba, kambing, dan sebagainya,” ujar Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi.

Menkop melanjutkan, pihaknya bersama Kadin menginisiasi untuk mendorong pembentukan pabrik pakan ternak. “Dan inilah potensi kita, potensi bangsa Indonesia untuk swasembada pangan, khususnya di sektor peternakan,” tegasnya.

Dirinya berharap, dengan dukungan dan berbagai upaya yang akan dilakukan Kadin, swasembada pangan di bidang peternakan dapat segera terwujud. "Kita tidak bisa lagi mengandalkan impor. Ketahanan pangan adalah fondasi utama untuk masyarakat, terutama di tengah ketidakstabilan geopolitik," ucapnya.

Tak hanya itu, dengan inisiatif ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai kemandirian dalam sektor peternakan dan memenuhi kebutuhan pangan nasional. Salah satunya juga mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke depannya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Peternakan Cecep Muhammad Wahyudin menuturkan, Kadin berencana untuk memaksimalkan pabrik-pabrik yang saat ini tidak beroperasi. Terutama milik Pemerintah Daerah (Pemda) di sentra produksi seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami akan menjalin kerja sama dengan pabrik pakan swasta yang utilitasnya masih di bawah 100%,” ungkapnya.

Kadin juga berkomitmen untuk mencari bahan baku pakan yang lebih murah melalui kerja sama dengan koperasi dan Kementerian Koperasi. Sebagai langkah awal, Kadin akan melakukan sinkronisasi data terkait berapa kebutuhan sapi potong, ayam petelur dan lainnya. Setelah itu dikalkulasikan dengan berapa kapasitas yang tersedia dan berapa kebutuhan bahan baku yang ada.

Hasil dari analisa tersebut juga akan diintegrasikan dan diskusikan bersama-sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat. "Target kami adalah mencapai swasembada pangan, terutama dalam penyediaan pakan yang berkualitas untuk menekan harga hasil produksi," tegasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar