07 Juni 2024
13:50 WIB
Ada Global Bond, Cadangan Devisa RI Naik Di Mei 2024
Posisi cadangan devisa pada Mei 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor, atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Editor: Fin Harini
Pekerja penukaran uang asing menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat di Dolarindo Money Changer, Melawai, Jakarta, Kamis (8/6/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2024 sebesar US$139 miliar, naik dibandingkan posisi akhir April 2024 sebesar US$136,2 miliar.
"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (7/6).
Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor, atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dengan begitu, besaran cadangan devisa Mei 2024 tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Baca Juga: BI: Turun US$4,2 M, Posisi Cadangan Devisa Akhir April US$136,2 M
Erwin menyatakan bahwa BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“Ke depan, BI memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” urai Erwin.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa Indonesia pada Mei 2024 stabil di kisaran US$135 miliar hingga 137 miliar, dari sebelumnya sebesar US$136,2 miliar pada April 2024
"Stabilnya cadangan devisa ini disebabkan oleh cukup imbangnya arus modal keluar dan masuk sepanjang bulan Mei," kata Josua di Jakarta, Jumat (7/6), dikutip dari Antara.
Di satu sisi, arus masuk berasal dari modal masuk di pasar portofolio senilai total US$319 juta, dengan rincian pasar obligasi inflow sebesar US$1,2 miliar dan pasar saham outflow sebesar US$880 juta, diikuti oleh penerbitan Samurai Bond dan Blue Bonds senilai total 200 miliar yen Jepang.
"Potensi upside juga didukung oleh perkiraan kami bahwa neraca dagang pada bulan Mei masih mencatatkan surplus akibat pemulihan kegiatan manufaktur dan ekspor pasca Lebaran," tuturnya.
Baca Juga: BI Jamin Ibadah Haji Tak Ganggu Kebutuhan Valas Dalam Negeri
Di sisi lain, memasuki musim haji, permintaan akan dolar AS untuk pembayaran kegiatan haji akan meningkat, sehingga berpotensi menggerus potensi kenaikan dari cadangan devisa.
Permintaan akan dolar AS pada saat pembagian dividen dan kupon kepada non-residen serta pembayaran pokok utang, sejalan dengan pola musimannya yang memuncak pada triwulan kedua tiap tahun, juga masih berpotensi mendorong penurunan dari cadangan devisa.